Sabtu, 10 Juni 2017

SEMINAR

HASIL SEMINAR
  Mengutip dari http://www.pengertianku.net "Yang dimaksud dengan seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang dilakukan secara ilmiah. Pada seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja yang sebelumnya telah di persiapkan."
 Dan adapun yang terlibat dalam seminar biasanya seperti:
  • Penyaji.
  • Moderator.
  • Key speker: pembahasan utama.
  • Pimpinan.
  • Anggota atau peserta.
  • Tim perumus.
  • Pembawa acara.
  Serta fungsi seminar yaitu untuk menyampaikan suatu gagasan ataupun sesuatu yang baru kepada para peserta seminar dan berharap para peserta dapat memperoleh ilmu dan nantinya dapat dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah.

oke diatas adalah sedikit pengertian tentang seminar tapi kali ini saya akan menginfokan seminar yang telah saya ikuti walaupun tidak sesuai dengan jurusan saya, tapi saya harap ilmu yang saya dapat bisa tersampai kepada siapa saja yang membaca ini

Seminar 1
  Seminar pertama yang saya hadiri adalah SEMINAR NASIONAL "Kompetensi Multikultural Bagi Pekerja Sosial Profesional"
Di selenggarakan pada tanggal 20 april 2017 hari kamis 
Yang bertempat di UIN gedung auditorium utama.

  Acara ini merupakan kerjasama antara prodi Kesejahteraan Sosial UIN Syarif Hidayatullah jakarta dengan ikatan pendidikan pekerjaan sosial (IPPSI). Dalam seminar nasional tersebut juga digelar workshop pengembangan kurikulum perguruan tinggi (KPT) prodi ilmu kesejahteraan sosial.

  Dengan keynote speech Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa 
  Dan dengan narasumber Prof. Mas'ud Said,
                                    Dr. Kanya Eka Santi,
                                    Dr. Endrotomo,dan 
                                    Dr. Arif Subhan, MA
   Yang dimoderatori oleh Siti Napsiyah, MSW.

  Dari tema ini perlu kita ketahui indonesia mempunyai corak masyarakat multikultur dengan berbagai elemen didalamnya. Terdapat berbagai suku, ras, agama dan budaya yang beragam serta masyarakat dengan berbagai masalah yang dihadapi di lingkungannya. Perbedaan-perbedaan tersebut terjadi sebagai akibat dari adanya segmentasi kedalam bentuk kelompok yang memiliki sub kebudayaan yang berbeda antara satu dengan yang lain. Perbedaan inilah yang dinamakan multikultur dalam masyarakat majemuk. Masyarakat yang beraneka ragam ini juga mempunyai potensi untuk memunculkan konflik, penybabnya dapat dari bidang sosial, ekonomi, politik maupun yang lainnya yang mengakibatkan terganggunya sistem sosial di dalam masyarakat.
  Karena itu, doktrin mutualisme, prinsip menjaga kesatuan dan persatuan dalam kehidupan bangsa indonesia yang multikultural, serta prinsip mencapai keadilan dan kesetaraan (yang akan memperkuat kesatuan dan persatuan) dewasa ini dirasakan memerlukan suatu revitalisasi untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melihat kondisi tersebut, diperlukan adanya kesadaran akan keberagaman, multikultur, serta perbedaan dalam bangsa dan negara indonesia yang disebut dengan multikulturalisme. Untuk menyikapi perbedaan-perbedaan dan permasalahan tersebut maka seorang pekerja sosial harus memahami mengenai konsep multikulturalisme dalam masyarakat majemuk.
oelhkarena itu rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dede Rosyada, menyampaikan bahwa pihaknya sangat berharap kepada prodi kesejahteraan sosial agar mampu mencetak para calon pekerja sosial profesional yang handal dan memiliki kompetensi multikultural, kompetensi sosial, dan kompetensi spiritual.
  Serta menteri Khofifah menyampaikan, profesi pekerja sosial merupakan profesi garda terdepan di Kementerian sosial untuk membantu program pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial kepada masyarakat. " Terutama bagi keluarga dan masyarakat yang mengalami masalah psikososial dan masalah sosial lainnya. oleh karena itu, dalam bekerja dengan masyarakat yang multikultur seperti indonesia, maka perguruan tinggi sebagai penyelenggara pendidikan pekerja sosial diharapkan dapat membekali kompetensi multikultural, " kata Bu Khofifa.


Bukti seminar



seminar 2


  Seminar kedua yang saya ikuti adalah " Dakwah dengan Pena " yang diselenggarai oleh muslim youngster 
Pada tanggal 23 april 2017 hari minggu 
Yang bertempat di masjid jendral sudirman, jalan jendral sudirman kav. 29-31 karen, setiabudi, jakarta selatan
Dengan narasumber Ustadz Muhammad Setiawan,
 Arif As-Saud penulis buku " Dan Kau (Seharusnya) Tampil Memesona " dan " Aku, Kamu, dan Jalan Dakwah Kita ",
 Selizar Effendy penulis buku " My Dakwah My Adventure ",
dan Zulkifli Pohan " Motivator IPB "


  yang saya tangkap dari narasumber dengan menulis kita tidak hanya untuk menyalurkan hobi, kita juga bisa berdakwah dari apa yang kita tulis. Kak Arif dan Kak Selizar disini juga memberi motivasi bahwa jangan takut untuk menulis jangan takut untuk dengan salah kita bisa belajar untuk menjadi lebih baik tetapi kita juga harus berani bertanggung jawab dari apa yang kita lakukan.

 "sampaiakanlah walau hanya satu ayat (HR. Bukhari)" 

  ustadz muhammad setiawan menyampaikan ada beberapa golongan orang yang baik dalam menyampaikan
-Yang pertama golongan orang yang baik, menyampaikan berdasarkan "gagasan" yang mereka sampaikan
-Yang kedua orang menyampaikan berdasarkan "peristiwa" yang di alami
-Dan yang ketiga golongan orang yang kurang baik ialah orang yang menyampaikan berdasarkan "perkataan orang lain" tanpa mengetahui sumber dan kejelasan yang belum benar adanya

  Dari ketiga golongan tersebut golongan yang terbaik adalah orang yang menyampaikan atau berbicara untuk mengajak orang lain pada kebaikan "barang siapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapat pahala seperti pahala yang mengerjakannya (HR. Muslim No. 1893)" walaupun kita hanya mengajak (dalam hal kebaikan) maka kita sudah mendapatkan pahala. Ustadz juga menyampaikan bahwa tindakan lebih efektif untuk mengajak orang di sekitar kita atau dalam dunia psikolog fenomena mirroring

(Di seminar ini di karenakan kehadiran saya yang terlambat jadi saya hanya menangkap sedikit yang di berikan naraasumber)

Bukti Seminar




Seminar 3


Seminar ketiga atau yang terakhir yang saya ikuti ialah Seminar " Relasi Interpesonal yang Salah Pada Generasi Muda "
pada tanggal 27 april hari kamis
yang bertempat di auditorium kampus D462 Universitas Gunadarma, depok
dengan narasumber :
Dr. Dona Eka Putri, MPsi,, psikolog (psikolog)
dr. Arietta Pusponegoro, SpOG(K) (Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi)
IPDA Nurull Kamila Wati, S.T.K (Kabsunit PPA Polresta Depok)

Raharjo (2013),mengatakan penyebab orang melakukan seks diantaranya;

·         Harga diri,merasa diri nya lebih rendah dari orang lain,tidak bisa mengatakan tidak kepada orang lain karena sudah merasa rendah.
·         Pornografi
·         Hubungan dengan ortu yg lenggang.
Perilaku seks lebih berisiko pada pria ketimbang perempuan
Terobosan polresta depok;
·         Data kesehatan reproduksi indonesai
·         Angka kehamilan remaja indonesai
·         Bahaya kehamilan remaja
·         Penyimpanan seksual
·         Pencegahan dan pemulihan penyimpangan seksual.
Fungsi keluarga untuk mencegah penyimpangan seksual,diantaranya;
·         Transfer ilmu,hubungan orang tua ke anak sangat penting ketimbang belajar di sekolah,karena di antara kedua nya masih ada ikatan batin yang kuat.
·         Sharing / curhat,oarng tua seharus lah menjadi wadah/tempat anakanak mereka meluangkan isi hatinya atau perasaan nya.
·         Role model / meniru orang tuanya,orang tuanya senantiasa jadi percontohan yang baik buat anak anak nya.
·         Pengaliran kasih sayang.
Akibat melakukan hubungan seksual;
·         Merasa bersalah
·         Stress
·         Gak bisa tidur
·         Depresi

Bukti Seminar






Tidak ada komentar:

Posting Komentar