Salam sejahtera saya
akan emberikan informasi atau sejarah yang mungkin bisa bermanfaat bagi sebagia
orang yang membaca artikel ini yang saya ambil dari buku smp kakak saya
langsung saja silahkan menikmati hidangan di bawah...
Peranan budaya hindu budha dan islam
di Indonesia
Sejarah mencatat agama pertama yang masuk ke
Nusantara adalah agama Hindu sekitar abad ke 4 M, kemudian disusul agama Budha
pada abad yang sama. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kerajaan Kutai di
Kalimantan Timur dan Tarumanegara di Jawa Barat. Memasuki abad ke-7 M,
datanglah agama Islam yang dibawa dari Makkah oleh para pedagang muslim yang
singgah di Nusantara. Setidaknya tiga agama inilah yang sudah dianut oleh
masyarakat Nusantara di samping agama-agama lokal yang bersifat animisme dan
dinamisme.
Hubungan indonesia dan pusat pusat agama dan kebudayaan hindu
buddha di asia
Pada awal abad tarikh masehi, negeri di kepulauan nusantara diperkirakan
telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa di asia. Bentuk hubungan yang
berlangsung pada saat itu bermula dari kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sebagai
akibatnya timbulah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi masyarakat
nusantara. Berdasarkan bukti bukti peninggalan yang ada, kontak pertama negeri
di nusantara dengan bangsa-bangsa di asia yakni hubungan dagang dengan india
dan cina.
Beberapa ahli sejarah mengungkapkan bahwa orang-orang india telah
datang ke nusantara dalam jumlah besar dan berhasil membangun
pemukiman-pemukiman. Kehadiran orang-orang di india ternyata amat besar
pengaruhnya terhadap budaya masyarakat setempat. Orang orang india yang datang
ke nusantara tidak hanya kaum pedagang. Para pendeta dari india, baik yang
beragama hindu maupun buddha secara aktif menyebarkan agamanya di nusantara.
Para pendeta itu datang ke nusantara bersama dengan para pedagang india. Dan
ada beberap kerjaan Nusantara mengundang para pendeta umtuk melakukan upacara-upacara
resmi seperti pengangkatan raja sebagai kesatria. Dalam perkembangan selanjutnya
ternyata banyak masyarakat nusantara yang memperdalam ilmu keagamaan di india. Pada
umumnya mereka tertarik mempelajari sastra suci dan seni keagaman dan para
musafir nusantara itu diantaranya mempelajari seni bangunan dan seni arca. Pengetahuan
teknik pembuatan bangunan suci dam seni arca tertuang dalam kitab silpasastra.
Para musafir nusantara yang memuntut ilmu keagamaan di india semakin
hari semakin banyak sehingga raja raja sriwijaya kemudian meminta pertolongan
kepada raja-raja di india untuk membangun wihara. Oleh karena itu, berdirilah
wihara para pelajar nusantara di nalanda (850 M) dan di nagapatman (1030 M).
Dan pada akhirnya dinusantara ke budayaan india di olah sedemikian rupa
sehingga memunculkan perpaduan dua unsur
kebudayaan.
Kontak hubungan nusantara dengan cina di perkirakan telah berkembang
pada abad ke 5 dan 6. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya
perjalanan dua orang pendeta buddha, yaitu fa hein dan gunawarman. Pada sekitar
tahun 413 masehi, fa hein melakukan perjalanan dari srilanka ke pulau jawa
(ye-po-ti) dan kembali ke cina melalui laut.pada tahun yang sama gunawarman
bertolak dari pulau jawa ke cina. Bukti lain menceritakan bahwa pada tahun 449
masehi kaisar wen ti di cina mengurim utusan ke pulau jawa. Berdasarkan
bukti-bukti tersebut dapat disimpullkan bahwa pada masa itu telah lazim
dilakukan pelayaran langsung antara nusantara dengan cina. Hubungan laut ke
cina tidak sekedar perlayaran, melainkan hubungan perdagangan maritim yang
bersifat internasional.berita dari dinasti chi selatan (479-502) menerangkan
adanya perdagangan sutera antara negerinya dengan pedagang-pedagang yang
menumpang kapal kapal kunlun (sebutan bagi bangsa bangsa yang berasal dari
lautan selatan).
Jalur masuk hindu-buddha ke nusantara
Agama dan budaya hindu buddha di bawa ke
nusantara oleh para pedagang dan pendeta dari india dan cina melalui jalur laut
dan jalur darat
·
Jalur laut
Mereka yang datang ke
nusantara melalui jalur laut mengikuti rombongan kapal-kapal para pedagang yang
biasa berlalu lalang kedalam kegiatan pelayaran dari asia selatan ke asia
timur. dan rutenya antara lain dari india menuju myanmar, kamboja, vietnam,
cina, korea, dan jepang.di antara mereka ada pula yang langsung berlayar ke
nusantara pada saat berlangsungnya angin muson barat.
·
Jalur darat
Para penyebar yang mengunakan
jalur darat dilakukan dengan menumpang kepada para kafilah melalui jalur
sutera, yaitu dari india ke tibet terus ke utara hingga sampai ke cina, korea,
dan jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari india utara ke bangladesh,
myanmar, thailand, semenanjung malaya, kemudian berlayar ke nusantara.
perhatikan peta jalur masuk dan berkembangnya agama dan budaya
hindu buddha ke kawasan nusantara di atas!
Daerah daerah yang dipengaruhi unsur
buddha di nusantara
Bukti bukti peninggalan yang dapat menjelaskan
keberadaan pengaruh buddhisme di nusantara adalah penemuan arca perunggu buddha
di daerah sempaga (sulawesi selatan) dan dilihat dari bentukya arca ini sama
seperti arca di amarawati (india).arca sejenis ini ditemukan di daerah
jember(jawa timur) dan bukit siguntang (sumatera selatan). Dan di bangun
(kutai, kalimantan timur). Pengaruh buddhisme berkembang pula di kerajaan
melayu, mataram, singhasari, majapahit, dan kerajaan lainnya.
Daerah
daerah yang di pengaruhi unsur hindu di nusantara
Kemunculan pertama pengaruh hinduisme di nusantara
berlangsung lebih dahulu, yakni sekitar awal abad ke-5 masehi. Tonggak waktu
tersebut diambil dari penafsiran tujuh buah yupa peninggalan kerajaan kutai di
kalimantan timur dan tujuh prasasti dari kerajaan tarumanegara di jawa barat sekarang
ini.
Agama dan budaya hindu di nusantara kemudian
berkembang di kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan ho-ling, mataram hindu, kanjuruhan,
kediri, singhasari, majapahit, sunda,dan bali.
Kerajaan kerajaan hindu buddha di berbagai
wilayah di indonesia
1.
Kerajaan kutai
2.
Kerajaan tarumanegara
3.
Kerajaan ho-ling( kaling )
4.
Kerajaan sriwijaya
5.
Kedajaan melayu
6.
Kerajaan mataram hindu
7.
Kerajaan kanjuruhan
8.
Kerajaan kediri
9.
Kerajaan singhasari
10.
Kerajaan majapahit
11.
Kerajaan sunda
12.
Kerajaan bali
Wilayah
kekuasaan dan sistem pemerintahan
Sperti yang dipaparkan dalam kitab nagarakertagama,
daerah-daerah yang berada sulawesi, nusatenggara, maluku, dan irian (papua),
bahkan beberapa daerah didaratan asia tenggara.
Sebagai kerajaan yang besar, wilayah kekuasaan
majapahit mempunyai sistem ketatanegaraan yang teratur. Raja majapahit dan
keraton di anggap sebagai pusat dunia yang memiliki kekuasaan tertinggi. Raja
majapahit memerintah dengan dibantu dewan yang di sebut panhom narendra
atau bhattara saptaprabbu karena beranggotakan tujuh sesepuh
kerajaan.dewan ini bertugas memberikan saran kepada raja-raja majapahit.
Peninggalan peninggalan sejarah
kerajaan yang bercirikan hindu-buddha
Arsitektur
·
Candi
·
Stupa
·
Arca
·
Wihara
·
Keraton
·
Petirtaan
·
Gapura
·
pertapaan
Kesusastraan
Karya sastra terkenal yang merka bawa adalah
kitab ramayana dan mahabrata
Tulisan
dan bahasa
Kerajaan-kerajaan hindu-buddha di Indonesia
meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf pallawa dan
berbahasa sansekerta.
Sistem
penanggalan
Di india
dikenal perhitungan tahun bedasarkan peredaran bulan, yakni sat u tahun
sama dengan 12 bulan, satu bulan sama
dengan 29,5 hari (tithi), dan perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari
yang terkenal dengan nama tarikh saka yang digunakan semenjak kekuasaan raja
kaniskha.
Sistem
pemerintahan
Sistem
pemerintahan dikenalkan oleh masyarakat india. Dalam sistem ini kelompok kecil
masyarakat bersatu sehingga berhak tas kepemilikan wilayah yang luas. Kepala
suku yang terbaik dan terkuat mempunyai hak atas tampik kekuasaan kerajaan.
Peranan pedagang dalam mengenalkan
agama islam
Awal penyebaran agama islam di indonesia tidak
lepas dari peran para pedagang. Para pedagang yang berdatangan di nusantara
berperan sebagai pedagang dan ulama (orang yang memahami ajaran islam). Oleh
karena itu, selain menjalani profesi berdagang, mereka juga menyebarkan islam.
Sebelum agama islam masuk sebagian masyarakat
nusantara telah memiliki dasar dasar Ajaran kebatinan. kedatangan para ahli
taawuf tentu saja mendapat sambutan baik di kalangan masyarakat. Paraahli
tasawuf merupakan guru-guru agama yang menjelajahi berbagai negeri. Pada
tahap-tahap berikutnya, agama islam disebarkan melalui pendidikan pesantren
oleh para mubaligh. Kedatangan mereka di perkirakan ikut dalam rombongan para
pedagang. Para mubaligh menyelenggarakan pesantren-pesantren untuk membentuk
kader yang kelak menjadi ulama atau guru agama. Seusai menempuh pendidikan,
para kader itu menyebarkan agama islam sampai kepelosok-pelosok melalui
kegiatan dakwah dan pengajian. Dengan demikian, semakin banyaklah penganut
agama islam.
Berbagai tokoh islam menyebarkan ajaran islam
melalui seni yang di dalamnya terkandung unsur-unsur islam.cabang seni yang
berpengaruh dalam proses islamisasi adalah arsitektur, seni pahat, sseni ukir,
seni tari, dan seni pertunjukan wayang.
Peranan
walisanga dan ulama lain di nusantara
Banyak sekali ulama yang berperan di
nusantara. Penyebaran islam di pulau jawa dilakukan oleh sebuah dewan dakwah
wali yang terkenal dengan sebutan walisanga (sembilan wali).istilah wali
dilekatkan dengan kepribadian dan perjuangan dakwah seseorang yang membuatnya
dikasihi Allah.selain itu, sebutan wali juga ditujukan kepada orang yang sudah
mencapai tingkatan tertentu dalam mendakati diri kepada Allah. Para wali
kebanyakan bertugas sebagai penasihat atau pembantu sultan, terutama pada saat
kejayaan kesultanan demak. Hal inilah yang menyebabkan para wali mendapat gelar
sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Tokoh tokoh yang
termasuk walisanga, yaitu maulana malik ibrahim, sunan ampel(raden rahmat),
sunan bonang(maulana makdum ibrahim), sunan drajat(syarifudin), sunan
giri(raden paku), sunan kudus(ja'far sodiq), sunan muria(raden prawoto), sunan
kalijaga(raden syahid)dan sunan gunung jati(syarif hidayatullah atau fatahillah).
Masuknya islam ke nusantara
Para sejarawan berbeda pendapat tentang
masuknya islam pertama kali ke nusantara. Beberapa ahli menyebut abad ke-7
sebagai awal masuknya agama islam ke
nusantara.sebagian ahli sejarah lain menyebut abad ke-13. Kesua pendapat
itu, sudah barang tentu didasarkan pada alasan yang kuat yakni berupa
bukti-bukti peninggalan sejarah.
Sumber sejarah yang menginformasikan islam
masuk ke nusantara pada abad ke-7 adalah sebagai berikut.
·
Berita cina zaman dinasti tang
yang menerangkan bahwa pada tahun 647 orang-orang arab telah menetap di kanton.
Groeneveldt berpendapat bahwa waktu yang sama sekelompok orang arab yang
beragama islam itu mendirikan permukiman di pantai barat sumatera.
·
Pada waktu sriwijaya mengembangkan
kekuasan sekitar abad ke-7 dan 8, para pedagang muslim telah ada yang singgah
di kerajaan itu sehingga diduga beberapa orang di sumatera telah memasuki
islam.
·
Pada tahun 674 raja ta-shih
mengirim duta ke kerajaan ho-ling untuk membuktikan keadilan, kejujuran, dan
ketegasan ratu sima. Berkenan dengan peristiwa ini, hamka menafsirkan
masuknya agama islam ke jawa bersamaan waktunya dengan di sumatera, yaitu abad
ke-7.
Sumber sejarah yang menyatakan bahwa agama
islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 adlah sebagai berikut.
·
Catatan perjalanan marco polo yang
menerangkan bahwa ia pernah singgah di perlak pada tahun 1292 masehi dan
berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama islam.
·
Ditemukannya nisan makam raja samudera pasai sultan malik
al-saleh yang berangka tahun 1297 masehi.
Para sejarawan memang berbeda pendapat tentang
kapan waktu masuknya ajaran islam ke Indonesia. Namun, lebih banyak ahli
sejarah cenderung percaya bahwa masuknya islam ke Indonesia pada abad ke-7.
Abad ke-13 menunjuk pada perkembangan islam bersamaan dengan tumbuhnya
kerajaan-kerajaan islam di nusantara.
Tahap awal perkembangan islam di
nusantara
Masyarakat nusantara yang pertama kali
menerima ajaran islam adalah masyarakat di kota-kota pelabuhan atau
tempat-tempat di pesisir pantai. Menurut ahli sejarah, beberapa orang penduduk
pantai tersebut adalah masyarakat barus. Agama islam kemudian berkembang pesat
dengan adanya kerajaan kerajaan di pesisir pantai. Di sumatera, setelah
munculnya kesultanan samudera pasai pada abad ke-13 agama islam menyebar ke
selatan hingga akhirnya dianut sebagian besar masyarakat sumatera. Tokoh yang
amat berperan dalam menyebarkan agama islam di pedalaman sumatera ialah syekh
ismail.
Agama islam mulai berkembang dua puau jawa
pada abad ke-11. Bukti yang memperkuat dugaan itu adalah ditemukannya batu
nisan fatimah binti maimun di leran, gresik yang berangka tahun 1082 M.
di samping itu, pula sejumlah makam islam di gresik dan troloyo (mojokerto)
yang menunjukkan telah munculnya perkampungan orang-orang islam di daerah
pesisir dan telah merambah ke pedalaman jawa.
Perkembangan islam di maluku terjadi pada abad
ke-14. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan perdagangan di jalur
malaka-maluku. Raja ternate ke-12, malomatiya (1350-1357) bersahabat
baik dengan pedagang-pedagang arab. Bahkan mereka bekerja sama dalam pembuatan
kapal-kapal. Parsahabatan ini menjadi benih bagi pertumbuhan agama islam di
kawasan maluku.
Peta jalur penyebaran islam di
Indonesia
Kawasan nusantara emrupakan negeri kepulauan
yang tersebar di antara lautan yang luas. Agama islam masuk ke nusantara
melalui jalur darat dan laut. Kedatangan para pedagang dan ulama gujarat, arab,
persia untuk pertama kalinya kenusantara, yakni ke pesisir panta sumatera, baik
ke barlus atau ke perlak dan
negeri-negeri sekitarnya. Setelah munculnya kesultanan samudera pasai islam
tersebar ke pedalaman sumatera hingga ke wilayah selatan. Dari sumatera agama
islam pertama kali tersebar ke jawa, yaitu ke kesultanan demak. Kesultanan
demak berperan menyebarkan agama islam ke banten, gresik, dan daerah-daerah
lain di pesisir utara pulau jawa. Kesultanan demak mengembangkan islam ke
Kalimantan selatan, makasar dan maluku. Kesultanan makasar di sulawesi ternyata
berparan pula menyebarkan islam ke Kalimantan timur, bali, lombok, sumba,
sumbawa, dan timor. Agar lebih jelas perhatikan peta jalur penyebaran islam di
Indonesia berikut ini!
Kerajaan-kerajaan
islam di Indonesia
·
Kerultanan samudera pasai
·
Kesultanan aceh darussalam
·
Kesultanan demak
·
Kesultanan pajang
·
Kesultanan mataram
·
Kesultanan cirebon
·
Kesultanan banten
·
Kesultanan gowa-tallo(makasar)
·
Kesultanan ternate dan tidore
Ciri-ciri kerajaan islam di berbagai
wilayah di Indonesia
Sistem
pemerintahan
Sistem pemerintahan yang berlaku pada kerajaan-kerajaan
islam di nusantara umumnya melanjutkan tradisi kerajaan-kerajaan hindu-buddha.
Seseorang mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi raja apabila ia
mempunyai kekuatan suci dan gaib, serta memiliki kedekatan dengan Tuhan melalui
wahyu atau cahaya nurbuat. Cahaya nurbuat itu berupa pulung keraton. Seorang
raja akan tetap berkuasa selama memiliki pulung tersebut. Jika pulung itu
pindah atau hilang, maka dinasti akan runtuh. Ini biasanya sesudah tiga atau
tujuh turunan.
Perkembangan
kota
Sebagian besar kerajaan islam nusantara
berpusat di kota-kota sekitar pesisir pantai, seperti samudera pasai, aceh,
palembang, banjar, bante, gowa-tallo, ternate dan tidore. Selebihnya, kerajaan
islam yang memusatkan pemerintahan di pedalaman, seperti pajang dan mataram.
Pusat-pusat pemerintahan di pesisir pantaimemiliki corak maritim yang
memngembangkan usaha pelayaran, perdagangan, dan perikanan. Sedangkan kota-kota
di pedalaman yang bercorak agraris pada umumnya bergerak pada bidang pertanian.
Struktur
masyarakat dan jumlah penduduk kota
Pada kerajaan-kerajaan islam nusantara,
kedudukan sosial terdiri dari berjenis-jenis kelompok. Adkalanya kedudukan
sosial didasarkan pada tinggi rendahnya jabatan seseorang dalam pemerintahan,
berdasarkan kekayaan, mata pencahariaan, atau menurut suku, dan ada juga
menurut kepercayaan. Daerah-daerah yang jauh dari kota pusat pemerintahan,
masyarakat hanya terbagi ke dalam kelompok pekerjaan, yakni petani, nelayan,
pedagang, dan lain-lain. Adapun kelompok masyarakat yang tinggal di kota pada
umumnya tersusun dalam empat golongan, yaitu. Golongan raja dan keluarganya,
golongan elite (kelompok terkemuka), golongan non-elite (rakyat kebanyak atau
wong cilik), dan golongan budak atau hamba sahaya.
Seni bangunan, seni pahat, dan seni
ukir.
·
Masjid
·
Keraton
·
Makam
·
Kaligrafi
Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya
tersingkirkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari
nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social
merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana
transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap
bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan
menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya
saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna
globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa
menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti
Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air.
Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang
kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu,
kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang
berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita.
Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa
teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya
khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau
akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian
tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu
dijaga kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih
seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan
informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan
dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan
berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai
belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya
kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat
akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi
kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat
dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial
yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan
globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian
yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai
tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua
kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih
menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus
tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi
komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga
alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya
masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional
yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian
tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata
Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat
disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional
Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu
agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah
kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur
sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan
contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi.
Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional,
melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat
di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati
begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi
telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan
mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan
kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang
dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan
kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak
yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi
bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang
telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih
ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi
mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki
Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset
rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun
televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit
setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap
salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap
mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan
mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik
gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula
Kertarajasa, Museum Nasional.
Jadi kita sebagai rakyat Indonesia harus tetap melestariakn dan
mengingat sejarah atau masalalu yang telah di buat atau telah dilukiskan oleh
nenek moyang kita atau pendahulu kita karena tanpa mereka kita tidak akan bisa
berdiri disini sekarang tanpa mereka dan jangan melupakan sejarah karena
dilupakan iyu tidak enak :'( maaf curhat jadi sekian maaf bila ada salah-salah
ketik atau tulisan saya yang kurang jelas karena kesempurnaan hanya milik Tuhan
dan kerukarangan milik kita umatnya
*dan bila ada kesalahan yang
pembaca ketahiu bisa di klarifikasi di kolom komentar
Sumber:
Kurnia, anwar. 2003. Kronik sejarah untuk
kelas 1 smp. Jakarta