Tampilkan postingan dengan label TUGAS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TUGAS. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Maret 2019

JEMBATAN


jem.ba.tan/jêmbatan/


PENGENALAN
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
SYARAT-SYARAT
Struktur jembatan yang berfungsi paling tepat untuk suatu lokasi tertentu adalah yang paling baik memenuhi pokok-pokok perencanaan jembatan yang meliputi:
·           Kekuatan dan stabilitas struktur (structural safety)
·           Keawetan dan kelauakan jangka panjang (durability)
·           Kemudahan pemeriksaan (inspectability)
·           Kemudahan pemiliharaan (maintainability)
·           Kenyamanan bagi pengguna jembatan (rideability)
·           Ekonomis
·           Kemudahan pelaksanaan;
·           Estetika;
·           Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung minimal.
PERATURAN
Peraturan dan standar jembatan yang biasa digunakna untuk perencanaan jembatan adalah sebagai berikut:
·           Persyaratan Tahan Gempa 
·           Standar Jembatan Bina Marga 
·           VSL-Indonesia 
BAGIAN-BAGIAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Dalam perencanaan konstruksi jembatan dikenal dua bagian yang merupakan satu kesatuan yang utuh yakni :

Gambar struktur atas
·           Bangunan Atas ( Super Struktur )
Bangunan atas terdiri dari:
§   Gelagar-gelagar utama (rangka utama), yang terbentang dari titik tumpu ke titik tumpu lain. Gelagar-gelagar ini terdiri dari batang diagonal, horizontal dan vertical yang membentuk rangka utama dan terletak pada kedua sisi jembatan.
§   Gelagar melintang, berupa baja profil yang terletak di bawah lantai kendaraan, gunanya sebagai pemikul lantai kendaraan.
§   Lantai kendaraan, terletak di atas gelagar melintang, biasanya terbuat dari kayu atau pasangan beton bertulang dan seluruh lebar bagiannya digunakan untuk lalulintas kendaraan.
§   Lantai trotoar, terletak di pinggir sepanjang lantai kendaraan dan digunakan sebagai tempat pejalan kaki.
§   Pipa sandaran, terbuat dari baja yang dipasang diantara tiang-tiang sandaran di pinggir sepanjang jembatan atau tepi lantai trotoar dan merupakan pembatas dari kedua sisi samping jembatan.
§   Tinang sandaran, terbuat dari beton bertulang atau baja profil dan ada juga yang langsung dipasang pada rangka utama, gunanya untuk menahan pipa sandaran.
Gambar struktur bawah
·           Bangunan Bawah ( Sub Struktur )
Bangunan bawah terdiri dari:
§   Pilar, berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi.
§   Pangkal (abutment), pangkal menyalurkan gaya vertical dan horizontal dari bangunan atas pada pondasi dengan fungsi tambahan untuk mengadakan peralihan tumpuan dari timbunan jalan pendekat ke bangunan atas jembatan. Ada beberapa tipe dan jenisabutment, yaitu:
w   Tipe gravitasi, kontruksi terbuat dari pasangan batu kali. Digunakan bila tanah keras dekat dengan permukaan.
w   Tipe T terbalik (kantilever), kontruksi terbuat dari beton bertulang, bentuknya langsing sehingga dalam proses pembuatannya sangat mudah dari pada tipe-tipe yang lain.
w   Tipe dengan penopang, bentuknya kontruksinya sama dengan tipe kantilever tetapi ditambahkan penopang dibelakangnya, yang berguna untuk melawan pengaruh tekanan tanah dan gaya angkat (bouyvancy).
BENTUK BENTUK JEMBATAN
Gambar Jembatan Sederhana
Gambar Jembatan Baja
Gambar Jembatan Beton
Gambar Jembatan Rangka Batang
Gambar Jembatan Pelengkung
·           Jembatan Sederhana
·           Jembatan Gelagar Baja
·           Jembatan Gelagar Komposit
·           Jembatan beton bertulang
·           Jembatan Beton Prestress / pratekan
·           Jembatan jaringan baja bergelombang / corrugated stell web bridge
·           Jembatan Rangka Batang (Truss Bridge)
·           Jembatan Rangka Kaku (Rigid Frame) / Jembatan Rahmen
·           Jembatan Pelengkung (Arch Bridge)
BEBAN YANG BEKERJA
Beban Primer
Beban primer merupakan beban utama dalam perhitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan, yang terdiri dari: beban mati, beban hidup, beban kejut dan gaya akibat tekanan tanah.
·           Beban mati
Beban mati adalah beban yang berasal dari berat jembatan itu sendiri yang ditinjau dan termaksud segala unsur tambahan tetap yang merupakan satu kesatuan dengan jembatan. Untuk menemukan besar seluruhnya ditentukan berdasarkan berat volume beban.
·           Beban hidup
Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan-kendaraan yang bergerak dan pejalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Penggunaan beban hidup di atas jembatan yang harus ditinjau dalam dua macam beban yaitu beban “T” yang merupakan beban terpusat untuk lantai kendaraan dan beban “D” yang merupakan beban jalur untuk gelagar.
·           Beban kejutan/Sentuh
Beban kejut merupakan factor untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran dan pengaruh dinamis lainnya.

Beban Sekunder
Beban sekunder adalah beban yang merupakan beban sementara yang selalu diperhitungkan dalam penghitungan tegangan pada setiap perencanaan jembatan.
·           Beban Angin
Dalam perencanaan jembatan rangka batang, beban angin lateral diasumsikan terjadi pada dua bidang yaitu:
§  Beban angin pada rangka utama. Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin atas dan ikatan angin bawah.
§  Beban angin pada bidang kendaraan. Beban angin ini dipikul oleh ikatan angin bawah saja. Dalam perencanaan untuk jembatan terbuka, beban angin yang terjadi dipikul semua oleh  ikatan angin bawah.

·           Gaya Akibat Perbedaan Suhu
Perbedaan suhu harus ditetapkan sesuai dengan keadaan setempat yaitu dengan perbedaan suhu.
§  Bangunan Baja
Perbedaan suhu maksimum-minimum= 300C
Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan= 150C
§  Bangunan Beton
Perbedaan suhu maksimum-minimum= 150C
Perbedaan suhu antara bagian-bagian jembatan=100C
Dan juga tergantung pada koefisien muai panjang bahan yang dipakai misalnya:
Baja ε =12x10-6/0C
Beton ε =10x10-6/0C
Kayu ε =5x10-6/0C
§  Gaya Rangkak dan Susut
Diambil senilai dengan gaya akibat turunnya suhu  sebesar 150C
§  Gaya Rem dan Traksi
Pengaruh ini diperhitungkan dengan gaya rem sebesar 5% dari beban “D” tanpa koefisien kejut. Gaya re mini bekerja horizontal dalam arah jembatan dengan titik tangkap setinggi 1,80 m dari permukaan lantai jembatan.
·           Gaya Akibat Gempa Bumi
Bekerja kea rah horizontal pada titik berat kontruksi.
·           Gaya Gesekan Pada Tumpuan Bergerak
Ditinjau hanya beban mati (ton). Koefisien gesek karet dengan baja atau beton= 0,10 sampai dengan 0,15.

Beban Khusus
Beban khusus yaitu beban-beban yang khususnya bekerja atau berpengaruh terhadap suatu struktur jembatan. Misalnya: gaya sentirfugal, gaya gesekan pada tumpuan, beban selama pelaksanaan pekerjaan struktur jembatan, gaya akibat tumbukan benda-benda yang hanyut dibawa oleh aliran sungai.
·           Gaya sentrifugal
Konstruksi yang ada pada tikungan harus diperhitungkan gaya horizontal radial yang dianggap bekerja horizontal setinggi 1,80 m di atas lantai kendaraan dan dinyatakan  dalam % terhadap beban “D”
·           Gaya Gesekan pada Tumpuan
Gaya gesekkan ditinjau hanya timbul akibat beban mati (ton). Sedangkan besarnya ditentukan berdasarkan koefisien gesekan pada tumpuan yang bersangkutan
·           Gaya Tumbukkan pada Jembatan Layang
Untuk memperhitungkan gaya akibat antara pier (bangunan penunjang jembatan diantara kedua kepala jembatan) dan kendaraan

Gustomo Setyawan
13316112
3TA02
I Kadek Bagus Widana Putra
Gunadarma

Kamis, 06 Desember 2018

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Contoh proposal tugas akhir


ANALISIS PENULISAN JURNAL


Nama  : Gustomo Setyawan
NPM   : 13316112
Kelas  : 3TA02

JURNAL 1
Judul Jurnal     : Hubungan Nilai Cbr Laboratorium Dan Dcp Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada Ruas Jalan Wori–Likupang Kabupaten Minahasa Utara
Penulis Jurnal  : Prisila I. L. Lengkong, Sartje Monintja, O.B.A. Sompie, J.E.R. Sumampouw
Link Jurnal      : https://media.neliti.com/media/publications/131957-ID-hubungan-nilai-cbr-laboratorium-dan-dcp.pdf
1.1.       Penentuan Judul
Judul ” Hubungan Nilai Cbr Laboratorium Dan Dcp Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada Ruas Jalan Wori–Likupang Kabupaten Minahasa Utara” di pilih karena pentingnya ruas jalan wori-likupang kabupaten minahasa utara guna meningkatkan aktivitas dan kelancaran pengangkutan hasil produksi perikanan dan arus penumpang pengguna jasa transportasi laut dari dan ke pelabuhan munte.
1.2.       Abstrak
Berdasarkan abstrak yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa abstrak tersebut menjelaskan bahwa cara uji DCP merupakan cara yang efisien dan ekonomis untuk mengevaluasi kekuatan tanah dasar, dan hasil analisa data dapat digunakan dalam perencanaan konstruksi jalan.
1.3.       Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa permasalahan kekuatan struktur suatu perkerasan jalan sangat bergantung pada daya dukung tanah dalam kepadatan maksimum. Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya maka jalan tersebut akan mengalami kerusakan.
Ruas Jalan Wori-Likupang yang terletak di Kabupaten Minahasa Utara yang berstatus Jalan Nasional, adalah merupakan bagian dari Jaringan Jalan Manado-Likupang. Wilayah ini adalah merupakan kawasan andalan sentra perikanan Provinsi Sulawesi Utara dan juga merupakan pusat pengembangan wilayah yang sangat potensial dengan dibangunnya pelabuhan di desa Munte (Km 61+350), yang nantinya akan berfungsi sebagai Pelabuhan Penumpang Feri yang akan menggantikan Pelabuhan Samudera Bitung dan Pelabuhan Feri Manado.
1.4.       Metode Pengumpulan Data
Penulis pertama menjelaskan uji DCP dan hubungan nilai DCP dan CBR. Penulis memperoleh data dari beberapa titik uji lapangan langsung pada ruas jalan wori-likupang.
1.5.       Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis yaitu penulis mendapatkan hasil ::
1.        Hasil uji karakteristik tanah dari lima sampel tanah yang diambil di ruas jalan Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara yang telah dilakukan, maka diperoleh klasifikasi tanah berdasarkan sistem AASHTO yaitu termasuk dalam kelompok A – 2 – 7 atau Material Kerikil Berlanau atau Berlempung dan Pasir dengan penilaian umum sebagai tanah dasar sangat baik sampai buruk.
2.        Dari Grafik Hubungan CBR Lapangan dengan DCPI diperoleh nilai y = 416,88x-1.27
3.        Dari hasil analisis data pada lima titik dengan lima sampel yang berbeda diperoleh hasil yang memuaskan sekitar 80% karena dari hasil tersebut diperoleh empat data hasil yang hampir sama yaitu pada STA 28+200, STA 28+300, STA 28+400 dan STA 29+000, sehingga hal ini membuktikan penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR tanah di lapangan berdasarkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk suatu data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan

JURNAL 2
Judul Jurnal     : Interaksi Rasio Tulangan Bambu dan Mutu Beton terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Bambu dengan Kait.
Penulis Jurnal  : Abdillah Muttaqin, Sri Murni Dewi, Christin Remayanti.
2.1.       Penentuan Judul
Judul "Interaksi Rasio Tulangan Bambu dan Mutu Beton terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Bambu dengan Kait" sangat amat menarik untuk dibahas, karena beton merupakan bahan konstruksi yang tersusun dari beberapa material lain. Struktur penyusun dari beton sendiri yaitu semen, agregat halus dan kasar, serta air.
2.2.       Abstrak
Berdasarkan abstrak yang telah dibaca, pembaca berkesimpulan bahwa abstrak tersebut sesuai dengan permasalahan yaitu karena penggunaan beton bertulang semakin meningkat di masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga pada material penyusun dari beton bertulang sendiri. Untuk mencegah hal tersebut diperlukan inovasi untuk mengganti material tulangan baja pada beton bertulang. salah satu inovasinya adalah dengan menggunakan bambu.
2.3.       Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa bambu bisa dugunakan sebagai pengganti material tulangan baja. Meskipun bambu sendiri memiliki kekurangan dan perlu dikaji untuk mengatasi kekurangan tersebut. Salah satu cara yang dicoba adalah penambahan kait untuk mengatasi kekurangan dari bambu.
2.4.       Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah Metode tahap penelitian. Pada penelitian ini dilakukan mulai dari persiapan dan pemeriksaan material, pembuatan dan pengujian benda uji sehingga didapatkan data-data yang diperlukan yaitu beban dan lendutan.
2.5.       Hasil Pengamatan 
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis yaitu penulis mendapatkan hasil dari pengujian kuat tekan. Pada pengujian kuat tekan dicari nilai kuat tekan dari balok dengan enggunakan dua silinder untuk mewakili nilai kuat tekan dari suatu balok.

JURNAL 3
Judul Jurnal     : Kajian Keruntuhan Industri pada Saat Proses Konstruksi
Penulis Jurnal  : Layalia Lathifah, Wisnumurti, M. Taufik Hidayat
3.1.       Penentuan Judul
Judul ”Kajian Kruntuhan Industri pad saat Proses Konstruksi” dipilih karena sangat tepat untuk dibahas karena saat ini banyaknya gedung yang runtuh saat prodes konstruksi sedang berlangsung, yang mungkin akan sangat membantu banyak orang dalam penyelasaian masalah
3.2.       Abstrak
Pada bagian abstrak, penulis sudah cukup detil menjelaskan mengenai latar belakang masalah penulisan jurnal tersebut. Hanya saja penulis tidak mencantumkan tujuan dilakukannya penelitian tersebut. Hal yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian tersebut adalah keingintahuan penulis terhadap hal-hal yang mempengaruhi keruntuhan bangunan pada saat konstruksi. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh penulis, didapatkanlah hasil bahwa penyebab  keruntuhan bangunan adalah gaya angin yang ada pada saat konstruksi mengenai struktur yang belum rampung sehingga struktur mengalami ketidakstabilan.
3.3.       Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa permasalahan yang dijelaskan penulis sesuai dengan permasalahan yang melanda masyarakat Indonesia yaitu mengenai bangunan yang gagal atau runtuh saat proses konstruksi. Kegagalan konstruksi dapat terjadi dikarenakan banyak hal seperti banyaknya pihak yang terlibat, proses konstruksi yang unik, serta kondisi alam
3.4.       Metode Pengumpulan Data
Tahap-tahap pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam kegiatan ini tidak disebutkan secara detail akan tetapi penulis sudah mencantumkan peta konsep penumpulan data sehingga tidak sulit unutk memahami metode pengumpulan data dari jurnal tersebut.
3.5.       Hasil Pengamatan
Penulis membuat dua hipotesis yang memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya bangunan saat proses konstruksi. Hipotesis tersebut antara lain adalah beban berlebih yang menyebabkan kekuatan struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan fraktur/putus atau lendutan yang besar, atau ada beban aktual yang tidak diperhitungkan dalam perencanaan.
Berdasarkan analisis dan perhitungan ulang yang telah dilakukan ternyata tidak ada kesalahan perhitungan dalam hal kuantitas bahan. Artinya, bahan yang digunakan di lapangan sudah sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Hipotesis kedua diterima, penyebab runtuhnya bangunan adalah karena ada beban aktual yang tidak diperhitungkan atau terjadi salah perhitungan. Bangunan yang belum rampung proses pembangunannya itu mendapatkan beban angin berlebih sehingga struktur tidak dapat menahan beban angin dan terjadilah keruntuhan pada struktur tersebut.

JURNAL 4
Judul jurnal     : Analisis Gaya Gempa Pada Bangunan Rumah Tinggal Di Wilayah Gempa Tinggi
Penulis jurnal   : Alfian Wiranata Zebua
4.1.       Penentuan Judul
Judul ” Analisis Gaya Gempa Pada Bangunan Rumah Tinggal Di Wilayah Gempa Tinggi” sangat tepat dipilih karena untuk menganalisis bangunan rumah tinggal yang berada pada wilayah dengan intesitas gempa besar agar bangunan di wilayah tersebut mampu menahan gempa yang ada.
4.2.       Abstrak
Pada jurnal ini penulisan pada Abstrak tidak cukup lengkap pad abstrak tersebut hanya berisi hasil pengamatan yang telah dilakukan.
4.3.       Pendahuluan
Berdasarkan pendahuluaan pada jurnal, Dapat disimpulkan bahwa gempa di Kota Gunungsitoli Kepulauan Nias sangat besar, maka sangat perlu diketahui besaran beban gempa yang dialami oleh strukturbangunan. Gaya-gaya akibat beban gempa tersebut digunakan sebagai dasar untuk desain bangunan baik rumah tinggal maupun untuk peruntukan lain. Ketersediaan perangkat lunak ETABS untuk melakukan analisis beban gempa digunakan untuk memperoleh besaran gaya pada stuktur bangunan.
4.4.       Metode Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan sudah disebutkan secara detail dan disertakan gambar peta konsep dari metode penelitian yang akan sangat membantu pembaca untuk memahami apa yang dilakukan penulis dalam proses pengumpulan data.
4.5.       Hasil Pengamatan
Dari hasil pengamatan di peroleh Distribusi beban gempa statik diperoleh sesuai dengan SNI 1726:2012. Pengaruh beban gempa dinamik juga diperhitungkan. Hasil analisis struktur diperoleh antara lain besaran gaya geser statik 1.082,64 KN dan gaya geser dinamik, Fx = 1.057 KN dan Fy = 983,5 KN. Besaran gaya elemen kolom dan balok juga diperoleh. Reaksi tumpuan serta perpindahan titik buhul dapat diketahui dari hasil analisis yang dilakukan. Pada mode 5, partisipasi massa model yang dianalisis sudah mencapai >90%. Simpangan antar lantai yang terjadi pada model struktur tidak melebihi simpangan yang diijinkan.

JURNAL 5
Judul jurnal     : Pengaruh Rendaman Air Laut Terhadap Kapasitas Lentur Balok Dengan Perkuatan Gfrp Akibat Beban Fatik
Penulis jurnal   : William
5.1.       Penentuan Judul
Dalam jurnal yang di bahas ini penulis memberikan judul, “Pengaruh Rendaman Air Laut Terhadap Kapasitas Lentur Balok Dengan Perkuatan Gfrp Akibat Beban Fatik”. Penulis menentukan judul ini karena Perkuatan struktur dengan GFRP merupakan salah satu inovasi yang berkembang pada dunia konstruksi saat ini. Penggunaan material ini cukup luas terutama pada struktur yang telah mengalami penurunan kapasitas akibat umur,pengaruh lingkungan, ataupun pembebanan secara terus-menerus.
5.2.       Abstrak
Berdasarkan absrak yang telah saya baca dapat disimpulkan bahwa, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat pengaruh rendaman air laut. Pengujian dilakukan dengan pembebanan fatik dimana benda uji dibebani secara terus-menerus hingga mengalami kegagalan. Benda uji berupa balok beton bertulang dengan ukuran 15 cm x 20 cm x 330 cm sebanyak 4 buah. Masing-masing benda uji diberi perlakuan yang berbeda-beda,1 balok tanpa perkuatan GFRP,1 balok dengan perkuatan GFRP tanpa perendaman,1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 1 bulan dan 1 balok dengan perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 6 bulan.Hasil pengujian menunjukkan bahwa persentase selisih momen kapasitas yang terjadi pada balok dengan rendaman 1 bulan dan 6 bulan sebesar 11.53%.
5.3.       Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah saya baca, dapat disimpulkan bahwa Dewasa ini dunia konstruksi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu inovasi yang berkembang adalah perkuatan sturktur. Perkuatan struktur merupakan hal mendasar yang diperlukan bagi struktur yang mulai menunjukkan penurunan kapasitas ataupun mengalami kerusakan akibat umur, pengaruh lingkungan, perubahan pembebanan,kelemahan dalam perawatan, kejadian alam seperti gempa bumi dan berbagai pengaruh lainnya.
5.4.       Metode Pengumpulan Data
Tahap tahap yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara studi pengaruh rendaman air laut terhadap kapasits lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat beban fatik.
5.5.       Hasil Pengamatan
Pemberian beban fatik pada balok beton bertulang menyebapkan terjadinya penurunan kapasitas lentur,hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai regangan beton,regangan baja,regangan GFRP dan lendutan seiring dengan penambahan jumlah siklus pembebanan. Rendaman air laut menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas lentur balok,hal ini dapat dilihat dari menurunnya momen kapasitas yang terjadi pada balok dengan waktu rendaman yang lebih lama. Untuk balok dengan rendaman 1 bulan Mu sebesar 28.7952 kNm ,sedangkan balok dengan rendaman 6 bulan Mu sebesar 25.4724 kNm.Terjadi penurunan momen kapasitas sebesar 3.3228 kNm atau 11.53%. Perkuatan balok dengan GFRP menunjukkan peningkatan kapasitas balok,terbukti dengan kemampuan balok menerima pembebanan berulang hingga siklus yang lebih besar.Balok dengan perkuatan GFRP memiliki kemampuan menerima pembebanan fatik hingga siklus 1.200.0000,sedangkan balok tanpa perkuatan GFRP hanya dapat bertahan hingga siklus 600.000