MISKOMUNIKASI DALAM DUNIA TEKNIK SIPIL
Dalam berlangsungya kegiatan suatu organisasi pastinya akan melibatkan banyak individu karena pada dasarnya organisasi merupakan suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang memiliki tujuan tertentu yang ingin dicapai bersama. Dalam usaha untuk mencapai tujuannya, didalam organisasi terjadi interaksi antar anggotanya diseluruh lini. Atau dapat dikatakan sebagai sebuah interaksi. Interaksi adalah proses yang melibatkan komunikasi dengan seseorang atau lebih.
Komunikasi sendiri merupakan suatu penyampaian informasi baik berupa pesan, ide, maupun gagasan kepada pihak lain agar terjadi saling terpengaruhi diantara keduanya. Biasanya komunikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa lisan / verbal ( kata-kata ) maupun bahasa isyarat / non-verbal ( missal senyum ). Beberapa komponen komunikasi antara lain adalah :
•Pengirim, adalah pihak yang mengirimkan pesan.
•Pesan, adalah isi atau maksud yang ingin disampaikan pada pihak lain.
•Saluran, adalah media penyampaian pesan kepada pihak lain.
•Penerima, adalah pihak yang menerima pesan dari pengirim.
•Umpan balik ( feed back ), adalah tanggapan yang diperoleh dari pesan yang disampaikan.
•Protocol, aturan yang disepakati dalam menjalankan komunikasi.
•Protocol, aturan yang disepakati dalam menjalankan komunikasi.
Didalam suatu organisasi, komunikasi merupakan salah satu faktor penunjang dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan ( goal line ). Atau bahkan sebuah komunikasi dapat dianalogikan sebagai sebuah pilar penopang utama organisasi. Karena hampir seluruh kegiatan dari organisasi berlangsung melalui komunikasi antar anggotanya. Salah komunikasi ( mis communication ) dapat menjadi masalah besar bagi suatu organisasi karena dapat merusak rencana organisasi kedepannya.
Salah komunikasi ( miSs communication ) adalah proses penyampaian informasi baik berupa pesan, ide, maupun gagasan kepada pihak lain, akan tetapi disini terjadi perbedaan pengertian antara satu pihak dengan pihak lainnya mengenai informasi yang dimaksud. Banyak hal yang membuat mis communication ini terjadi, misalnya :
• Proses penyampaian informasi yang tidak efektif. Terkadang pengirim memiliki kesulitan dalam menentukan cara terbaik untuk penyampaian pesan kepada penerima, sehingga pesan ditafsirkan salah oleh kedua belah pihak.
• Ambiguitas informasi, sehingga membuat adanya perbedaan tafsiran antara kedua belah pihak (pengirim dan penerima).Artinya informasi ataupun pesan yang disampaikan ditafsirkan berbeda antara penerima dan pengirim sehinga tanggapan yang didapat tidak sesuai dengan yang diharapkan.
• Kurang cakapnya penerima dalam menguasai informasi yang disampaikan.
Dalam suatu penyampaian informsasi, penerima dituntut mampu menafsirkan dengn tepat maksud dari informasi atau pesan yang diterimanya.
• Adanya keenganan penerima bertanya kembali mengenai pesan yang disampaikan.
Dalam beberapa hal, terkadang penerima pesan sangat enggan bertanya sekali lagi untuk memastikan maksud informasi yang disampaikan oleh pengirim, salah penyebabnya adalah karena penerima merasa sudah yakin mengerti apa yang dimaksudkan pesan dari pengirim.
Mis communication secara tidak langsung juga dapat membuat keefektivitasan kerja suatu organisasi menjadi menurun, sehingga waktu kerja organisasi jadi berkurang ( terbuang ). Misalnya, Seorang atasan memberi tugas kepada dua orang bawahannya, tetapi hanya satu bawahan yang mengerti maksud dari tugas itu, sedangkan yang satu lagi menafsirkan tugasnya sama dengan bawahan pertama. Sehingga mereka pun mengerjakan tugas yang sama. Dari hal tersebut dapat dilihat jika mis communication membuat pembagian kerja menjadi tidak teratur sehingga menurunkan efektivitas kerja organisasi.
Mis communication dalam suatu organisasi mutlak dapat terjadi, sekarang tinggal bagaimana suatu organisasi mengantisipasi dan meminimalisir akan hal tersebut pada antar lini organisasinya, sehingga dampak yang ditimbulkan oleh mis communication ini tidak terlalu buruk bagi organisasi.
Cara Menghindari Miskomunikasi
1.Hargai lawan bicara
Menghormati dan menghargai orang yang diajak bicara akan membuat kita cenderung berhati-hati dalam mengungkapkan setiap kata. Termasuk, ketika menegur anggota tim yang melakukan kesalahan, sehingga apa yang ingin kita sampaikan dapat dimengerti, dipahami, dan tidak membuat yang diajak bicara atau ditegur menjadi marah
Pakar komunikasi, Dale Carnegie, dalam buku ‘How to Win Friends and Influence People’ bahkan mengatakan, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus kepada orang tersebut.
2.Empati
Kemampuan untuk dapat menempatkan diri pada situasi dan kondisi yang dihadapi lawan bicara akan menciptakan komunikasi lancar. Salah satu syarat untuk dapat memiliki empati adalah memiliki kemampuan untuk mendengarkan dan memahami terlebih dahulu apa yang dikatakan orang yang kita ajak bicara. Dalam buku ‘The 7 Habits of Highly Effective People’, pakar manajemen Stephen R. Covey bahkan menempatkan kemampuan mendengarkan sebagai satu dari 7 kebiasaan tersebut.
3.Jelas dan transparan
Terkadang, karena suatu alasan, kita merasa perlu untuk menyampaikan pesan. Pesan yang baik adalah pesan yang jelas, transparan, dan dapat dimengerti sehingga tidak menimbulkan multi-interpretasi atau salah tafsir.
Contoh Kasus :
PT Golden Castle , bergerak dalam bidang konveksi atau textil, mengalami konflik antara perusahaan dengan karyawan. Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan. Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan manapun pasti pernah mengalami konflik internal.
Mulai dari tingkat individu, kelompok, sampai unit. .Mulai dari derajat dan lingkup konflik yang kecil sampai yang besar. Yang relatif kecil seperti masalah adu mulut tentang pribadi antarkaryawan, sampai yang relatif besar seperti beda pandangan tentang strategi bisnis di kalangan manajemen. Contoh lainnya dari konflik yang relatif besar yakni antara karyawan dan manajemen. Secara kasat mata kita bisa ikuti berita sehari-hari di berbagai media. Disitu tampak konflik dalam bentuk demonstrasi dan pemogokan. Apakah hal itu karena tuntutan besarnya kompensasi, kesejahteraan, keadilan promosi karir, ataukah karena tuntutan hak asasi manusia karyawan.
Penyebab terjadinya kasus tersebut dalam perusahaan
Konflik ini terjadi yang disebabkan oleh adanya miss communication antar atasan dengan karyawan. Adanya perubahan kebijakan dalam perusahaan mengenai penghitungan gaji atau upah kerja karyawan , namun pihak perusahaan belum memberitahukan para karyawan, sehingga karyawan merasa diperlakukan semena-mena oleh pihak perusahaan.
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan.
Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah ide
yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan masalahsenioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan sulit untuk muncul.
Siapa yang bertanggung jawab dalam atas terjadinya kasus dalam perusahaan tersebut ?
Yang bertanggung jawab sudah pasti pemilik perusahaan, staff-staff dibawah pemilik perusahaan, dan pihak perusahaan yang berkaitan dengan kasus tersebut..
Bagaimana kondisi perusahaan saat ini ?
Para karyawan mengambil tindakan yaitu dengan mendemo perusahaan, Namun tindakan ini berujung pada PHKbesar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Saran dalam penyelesaian kasus dalam perusahaan tersebut
Seharusnya atasan harus bisa membaca pikiran atau keinginan para karyawannya, atasan juga harus sering berkomunikasi langsung dengan para karyawannya sehingga tidak terjadi miss communication, dengan begitu atasan dapat mengetahui bagaimana sifat dan keinginan para karyawannya tersebut. Dalam mengubah kebijakan mengenai perhitungan gaji atau upah kerja karyawan seharusnya ikut di bicarakan dengan para karyawan, karena perubahan kebijakan dalam suatu perusahaan harus segera di beritahukan kepada pihak yang bersangkutan termasuk para karyawan juga, apalagi mengenai gaji.