Sabtu, 01 Oktober 2016

Peranan budaya hindu budha dan islam di Indonesia



Salam sejahtera saya akan emberikan informasi atau sejarah yang mungkin bisa bermanfaat bagi sebagia orang yang membaca artikel ini yang saya ambil dari buku smp kakak saya langsung saja silahkan menikmati hidangan di bawah...

Peranan budaya hindu budha dan islam di Indonesia
Sejarah mencatat agama pertama yang masuk ke Nusantara adalah agama Hindu sekitar abad ke 4 M, kemudian disusul agama Budha pada abad yang sama. Hal ini dibuktikan dengan munculnya kerajaan Kutai di Kalimantan Timur dan Tarumanegara di Jawa Barat. Memasuki abad ke-7 M, datanglah agama Islam yang dibawa dari Makkah oleh para pedagang muslim yang singgah di Nusantara. Setidaknya tiga agama inilah yang sudah dianut oleh masyarakat Nusantara di samping agama-agama lokal yang bersifat animisme dan dinamisme.
Hubungan indonesia dan pusat pusat agama dan kebudayaan hindu buddha di asia
Pada awal abad tarikh masehi, negeri di kepulauan nusantara diperkirakan telah menjalin hubungan dengan bangsa-bangsa di asia. Bentuk hubungan yang berlangsung pada saat itu bermula dari kegiatan perdagangan dan pelayaran. Sebagai akibatnya timbulah pertemuan kebudayaan yang melahirkan kebudayaan baru bagi masyarakat nusantara. Berdasarkan bukti bukti peninggalan yang ada, kontak pertama negeri di nusantara dengan bangsa-bangsa di asia yakni hubungan dagang dengan india dan cina.
Beberapa ahli sejarah mengungkapkan bahwa orang-orang india telah datang ke nusantara dalam jumlah besar dan berhasil membangun pemukiman-pemukiman. Kehadiran orang-orang di india ternyata amat besar pengaruhnya terhadap budaya masyarakat setempat. Orang orang india yang datang ke nusantara tidak hanya kaum pedagang. Para pendeta dari india, baik yang beragama hindu maupun buddha secara aktif menyebarkan agamanya di nusantara. Para pendeta itu datang ke nusantara bersama dengan para pedagang india. Dan ada beberap kerjaan Nusantara mengundang para pendeta umtuk melakukan upacara-upacara resmi seperti pengangkatan raja sebagai kesatria. Dalam perkembangan selanjutnya ternyata banyak masyarakat nusantara yang memperdalam ilmu keagamaan di india. Pada umumnya mereka tertarik mempelajari sastra suci dan seni keagaman dan para musafir nusantara itu diantaranya mempelajari seni bangunan dan seni arca. Pengetahuan teknik pembuatan bangunan suci dam seni arca tertuang dalam kitab silpasastra.
Para musafir nusantara yang memuntut ilmu keagamaan di india semakin hari semakin banyak sehingga raja raja sriwijaya kemudian meminta pertolongan kepada raja-raja di india untuk membangun wihara. Oleh karena itu, berdirilah wihara para pelajar nusantara di nalanda (850 M) dan di nagapatman (1030 M). Dan pada akhirnya dinusantara ke budayaan india di olah sedemikian rupa sehingga memunculkan perpaduan dua unsur  kebudayaan.
Kontak hubungan nusantara dengan cina di perkirakan telah berkembang pada abad ke 5 dan 6. Bukti-bukti yang memperkuat hubungan itu di antaranya perjalanan dua orang pendeta buddha, yaitu fa hein dan gunawarman. Pada sekitar tahun 413 masehi, fa hein melakukan perjalanan dari srilanka ke pulau jawa (ye-po-ti) dan kembali ke cina melalui laut.pada tahun yang sama gunawarman bertolak dari pulau jawa ke cina. Bukti lain menceritakan bahwa pada tahun 449 masehi kaisar wen ti di cina mengurim utusan ke pulau jawa. Berdasarkan bukti-bukti tersebut dapat disimpullkan bahwa pada masa itu telah lazim dilakukan pelayaran langsung antara nusantara dengan cina. Hubungan laut ke cina tidak sekedar perlayaran, melainkan hubungan perdagangan maritim yang bersifat internasional.berita dari dinasti chi selatan (479-502) menerangkan adanya perdagangan sutera antara negerinya dengan pedagang-pedagang yang menumpang kapal kapal kunlun (sebutan bagi bangsa bangsa yang berasal dari lautan selatan).
Jalur masuk hindu-buddha ke nusantara
Agama dan budaya hindu buddha di bawa ke nusantara oleh para pedagang dan pendeta dari india dan cina melalui jalur laut dan jalur darat
·         Jalur laut
Mereka yang datang ke nusantara melalui jalur laut mengikuti rombongan kapal-kapal para pedagang yang biasa berlalu lalang kedalam kegiatan pelayaran dari asia selatan ke asia timur. dan rutenya antara lain dari india menuju myanmar, kamboja, vietnam, cina, korea, dan jepang.di antara mereka ada pula yang langsung berlayar ke nusantara pada saat berlangsungnya angin muson barat.
·         Jalur darat
Para penyebar yang mengunakan jalur darat dilakukan dengan menumpang kepada para kafilah melalui jalur sutera, yaitu dari india ke tibet terus ke utara hingga sampai ke cina, korea, dan jepang. Ada juga yang melakukan perjalanan dari india utara ke bangladesh, myanmar, thailand, semenanjung malaya, kemudian berlayar ke nusantara.



perhatikan peta jalur masuk dan berkembangnya agama dan budaya hindu buddha ke kawasan nusantara di atas!

Daerah daerah yang dipengaruhi unsur buddha di nusantara
Bukti bukti peninggalan yang dapat menjelaskan keberadaan pengaruh buddhisme di nusantara adalah penemuan arca perunggu buddha di daerah sempaga (sulawesi selatan) dan dilihat dari bentukya arca ini sama seperti arca di amarawati (india).arca sejenis ini ditemukan di daerah jember(jawa timur) dan bukit siguntang (sumatera selatan). Dan di bangun (kutai, kalimantan timur). Pengaruh buddhisme berkembang pula di kerajaan melayu, mataram, singhasari, majapahit, dan kerajaan lainnya.
Daerah daerah yang di pengaruhi unsur hindu di nusantara
Kemunculan pertama pengaruh hinduisme di nusantara berlangsung lebih dahulu, yakni sekitar awal abad ke-5 masehi. Tonggak waktu tersebut diambil dari penafsiran tujuh buah yupa peninggalan kerajaan kutai di kalimantan timur dan tujuh prasasti dari kerajaan tarumanegara di jawa barat sekarang ini.
Agama dan budaya hindu di nusantara kemudian berkembang di kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan ho-ling, mataram hindu, kanjuruhan, kediri, singhasari, majapahit, sunda,dan bali.
Kerajaan kerajaan hindu buddha di berbagai wilayah di indonesia
1.       Kerajaan kutai
2.       Kerajaan tarumanegara
3.       Kerajaan ho-ling( kaling )
4.       Kerajaan sriwijaya
5.       Kedajaan melayu
6.       Kerajaan mataram hindu
7.       Kerajaan kanjuruhan
8.       Kerajaan kediri
9.       Kerajaan singhasari
10.   Kerajaan majapahit
11.   Kerajaan sunda
12.   Kerajaan bali
Wilayah kekuasaan dan sistem pemerintahan
Sperti yang dipaparkan dalam kitab nagarakertagama, daerah-daerah yang berada sulawesi, nusatenggara, maluku, dan irian (papua), bahkan beberapa daerah didaratan asia tenggara.
Sebagai kerajaan yang besar, wilayah kekuasaan majapahit mempunyai sistem ketatanegaraan yang teratur. Raja majapahit dan keraton di anggap sebagai pusat dunia yang memiliki kekuasaan tertinggi. Raja majapahit memerintah dengan dibantu dewan yang di sebut panhom narendra atau bhattara saptaprabbu karena beranggotakan tujuh sesepuh kerajaan.dewan ini bertugas memberikan saran kepada raja-raja majapahit.
Peninggalan peninggalan sejarah kerajaan yang bercirikan hindu-buddha
Arsitektur
·         Candi
·         Stupa
·         Arca
·         Wihara
·         Keraton
·         Petirtaan
·         Gapura
·         pertapaan
Kesusastraan
Karya sastra terkenal yang merka bawa adalah kitab ramayana dan mahabrata
Tulisan dan bahasa
Kerajaan-kerajaan hindu-buddha di Indonesia meninggalkan beberapa prasasti yang sebagian besar berhuruf pallawa dan berbahasa sansekerta.
Sistem penanggalan
Di india  dikenal perhitungan tahun bedasarkan peredaran bulan, yakni sat u tahun sama dengan 12 bulan, satu  bulan sama dengan 29,5 hari (tithi), dan perhitungan tahun berdasarkan peredaran matahari yang terkenal dengan nama tarikh saka yang digunakan semenjak kekuasaan raja kaniskha.
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan dikenalkan oleh masyarakat india. Dalam sistem ini kelompok kecil masyarakat bersatu sehingga berhak tas kepemilikan wilayah yang luas. Kepala suku yang terbaik dan terkuat mempunyai hak atas tampik kekuasaan kerajaan.

Peranan pedagang dalam mengenalkan agama islam
Awal penyebaran agama islam di indonesia tidak lepas dari peran para pedagang. Para pedagang yang berdatangan di nusantara berperan sebagai pedagang dan ulama (orang yang memahami ajaran islam). Oleh karena itu, selain menjalani profesi berdagang, mereka juga menyebarkan islam.
Sebelum agama islam masuk sebagian masyarakat nusantara telah memiliki dasar dasar Ajaran kebatinan. kedatangan para ahli taawuf tentu saja mendapat sambutan baik di kalangan masyarakat. Paraahli tasawuf merupakan guru-guru agama yang menjelajahi berbagai negeri. Pada tahap-tahap berikutnya, agama islam disebarkan melalui pendidikan pesantren oleh para mubaligh. Kedatangan mereka di perkirakan ikut dalam rombongan para pedagang. Para mubaligh menyelenggarakan pesantren-pesantren untuk membentuk kader yang kelak menjadi ulama atau guru agama. Seusai menempuh pendidikan, para kader itu menyebarkan agama islam sampai kepelosok-pelosok melalui kegiatan dakwah dan pengajian. Dengan demikian, semakin banyaklah penganut agama islam.
Berbagai tokoh islam menyebarkan ajaran islam melalui seni yang di dalamnya terkandung unsur-unsur islam.cabang seni yang berpengaruh dalam proses islamisasi adalah arsitektur, seni pahat, sseni ukir, seni tari, dan seni pertunjukan wayang.
Peranan walisanga dan ulama lain di nusantara
Banyak sekali ulama yang berperan di nusantara. Penyebaran islam di pulau jawa dilakukan oleh sebuah dewan dakwah wali yang terkenal dengan sebutan walisanga (sembilan wali).istilah wali dilekatkan dengan kepribadian dan perjuangan dakwah seseorang yang membuatnya dikasihi Allah.selain itu, sebutan wali juga ditujukan kepada orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendakati diri kepada Allah. Para wali kebanyakan bertugas sebagai penasihat atau pembantu sultan, terutama pada saat kejayaan kesultanan demak. Hal inilah yang menyebabkan para wali mendapat gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Tokoh tokoh yang termasuk walisanga, yaitu maulana malik ibrahim, sunan ampel(raden rahmat), sunan bonang(maulana makdum ibrahim), sunan drajat(syarifudin), sunan giri(raden paku), sunan kudus(ja'far sodiq), sunan muria(raden prawoto), sunan kalijaga(raden syahid)dan sunan gunung jati(syarif hidayatullah atau fatahillah).

Masuknya islam ke nusantara
Para sejarawan berbeda pendapat tentang masuknya islam pertama kali ke nusantara. Beberapa ahli menyebut abad ke-7 sebagai awal masuknya agama islam ke  nusantara.sebagian ahli sejarah lain menyebut abad ke-13. Kesua pendapat itu, sudah barang tentu didasarkan pada alasan yang kuat yakni berupa bukti-bukti peninggalan sejarah.
Sumber sejarah yang menginformasikan islam masuk ke nusantara pada abad ke-7 adalah sebagai berikut.
·         Berita cina zaman dinasti tang yang menerangkan bahwa pada tahun 647 orang-orang arab telah menetap di kanton. Groeneveldt berpendapat bahwa waktu yang sama sekelompok orang arab yang beragama islam itu mendirikan permukiman di pantai barat sumatera.
·         Pada waktu sriwijaya mengembangkan kekuasan sekitar abad ke-7 dan 8, para pedagang muslim telah ada yang singgah di kerajaan itu sehingga diduga beberapa orang di sumatera telah memasuki islam.
·         Pada tahun 674 raja ta-shih mengirim duta ke kerajaan ho-ling untuk membuktikan keadilan, kejujuran, dan ketegasan ratu sima. Berkenan dengan peristiwa ini, hamka menafsirkan masuknya agama islam ke jawa bersamaan waktunya dengan di sumatera, yaitu abad ke-7.
Sumber sejarah yang menyatakan bahwa agama islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 adlah sebagai berikut.
·         Catatan perjalanan marco polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di perlak pada tahun 1292 masehi dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama islam.
·         Ditemukannya  nisan makam raja samudera pasai sultan malik al-saleh yang berangka tahun 1297 masehi.
Para sejarawan memang berbeda pendapat tentang kapan waktu masuknya ajaran islam ke Indonesia. Namun, lebih banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya islam ke Indonesia pada abad ke-7. Abad ke-13 menunjuk pada perkembangan islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan islam di nusantara.
Tahap awal perkembangan islam di nusantara
Masyarakat nusantara yang pertama kali menerima ajaran islam adalah masyarakat di kota-kota pelabuhan atau tempat-tempat di pesisir pantai. Menurut ahli sejarah, beberapa orang penduduk pantai tersebut adalah masyarakat barus. Agama islam kemudian berkembang pesat dengan adanya kerajaan kerajaan di pesisir pantai. Di sumatera, setelah munculnya kesultanan samudera pasai pada abad ke-13 agama islam menyebar ke selatan hingga akhirnya dianut sebagian besar masyarakat sumatera. Tokoh yang amat berperan dalam menyebarkan agama islam di pedalaman sumatera ialah syekh ismail.
Agama islam mulai berkembang dua puau jawa pada abad ke-11. Bukti yang memperkuat dugaan itu adalah ditemukannya batu nisan fatimah binti maimun di leran, gresik yang berangka tahun 1082 M. di samping itu, pula sejumlah makam islam di gresik dan troloyo (mojokerto) yang menunjukkan telah munculnya perkampungan orang-orang islam di daerah pesisir dan telah merambah ke pedalaman jawa.
Perkembangan islam di maluku terjadi pada abad ke-14. Hal ini berkaitan erat dengan kegiatan perdagangan di jalur malaka-maluku. Raja ternate ke-12, malomatiya (1350-1357) bersahabat baik dengan pedagang-pedagang arab. Bahkan mereka bekerja sama dalam pembuatan kapal-kapal. Parsahabatan ini menjadi benih bagi pertumbuhan agama islam di kawasan maluku.
Peta jalur penyebaran islam di Indonesia
Kawasan nusantara emrupakan negeri kepulauan yang tersebar di antara lautan yang luas. Agama islam masuk ke nusantara melalui jalur darat dan laut. Kedatangan para pedagang dan ulama gujarat, arab, persia untuk pertama kalinya kenusantara, yakni ke pesisir panta sumatera, baik ke  barlus atau ke perlak dan negeri-negeri sekitarnya. Setelah munculnya kesultanan samudera pasai islam tersebar ke pedalaman sumatera hingga ke wilayah selatan. Dari sumatera agama islam pertama kali tersebar ke jawa, yaitu ke kesultanan demak. Kesultanan demak berperan menyebarkan agama islam ke banten, gresik, dan daerah-daerah lain di pesisir utara pulau jawa. Kesultanan demak mengembangkan islam ke Kalimantan selatan, makasar dan maluku. Kesultanan makasar di sulawesi ternyata berparan pula menyebarkan islam ke Kalimantan timur, bali, lombok, sumba, sumbawa, dan timor. Agar lebih jelas perhatikan peta jalur penyebaran islam di Indonesia berikut ini!
Kerajaan-kerajaan islam di Indonesia
·         Kerultanan samudera pasai
·         Kesultanan aceh darussalam
·         Kesultanan demak
·         Kesultanan pajang
·         Kesultanan mataram
·         Kesultanan cirebon
·         Kesultanan banten
·         Kesultanan gowa-tallo(makasar)
·         Kesultanan ternate dan tidore
Ciri-ciri kerajaan islam di berbagai wilayah di Indonesia
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahan yang berlaku pada kerajaan-kerajaan islam di nusantara umumnya melanjutkan tradisi kerajaan-kerajaan hindu-buddha. Seseorang mendapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi raja apabila ia mempunyai kekuatan suci dan gaib, serta memiliki kedekatan dengan Tuhan melalui wahyu atau cahaya nurbuat. Cahaya nurbuat itu berupa pulung keraton. Seorang raja akan tetap berkuasa selama memiliki pulung tersebut. Jika pulung itu pindah atau hilang, maka dinasti akan runtuh. Ini biasanya sesudah tiga atau tujuh turunan.
Perkembangan kota
Sebagian besar kerajaan islam nusantara berpusat di kota-kota sekitar pesisir pantai, seperti samudera pasai, aceh, palembang, banjar, bante, gowa-tallo, ternate dan tidore. Selebihnya, kerajaan islam yang memusatkan pemerintahan di pedalaman, seperti pajang dan mataram. Pusat-pusat pemerintahan di pesisir pantaimemiliki corak maritim yang memngembangkan usaha pelayaran, perdagangan, dan perikanan. Sedangkan kota-kota di pedalaman yang bercorak agraris pada umumnya bergerak pada bidang pertanian.
Struktur masyarakat dan jumlah penduduk kota
Pada kerajaan-kerajaan islam nusantara, kedudukan sosial terdiri dari berjenis-jenis kelompok. Adkalanya kedudukan sosial didasarkan pada tinggi rendahnya jabatan seseorang dalam pemerintahan, berdasarkan kekayaan, mata pencahariaan, atau menurut suku, dan ada juga menurut kepercayaan. Daerah-daerah yang jauh dari kota pusat pemerintahan, masyarakat hanya terbagi ke dalam kelompok pekerjaan, yakni petani, nelayan, pedagang, dan lain-lain. Adapun kelompok masyarakat yang tinggal di kota pada umumnya tersusun dalam empat golongan, yaitu. Golongan raja dan keluarganya, golongan elite (kelompok terkemuka), golongan non-elite (rakyat kebanyak atau wong cilik), dan golongan budak atau hamba sahaya.
Seni bangunan, seni pahat, dan seni ukir.
·         Masjid
·         Keraton
·         Makam
·         Kaligrafi



Perubahan budaya dan arus globalisasi mengakibatkan beberapa budaya tersingkirkan
Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Misalnya saja khusus dalam bidang hiburan massa atau hiburan yang bersifat masal, makna globalisasi itu sudah sedemikian terasa. Sekarang ini setiap hari kita bisa menyimak tayangan film di tv yang bermuara dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, dll melalui stasiun televisi di tanah air. Belum lagi siaran tv internasional yang bisa ditangkap melalui parabola yang kini makin banyak dimiliki masyarakat Indonesia. Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd, dan dvd yang berasal dari manca negara pun makin marak kehadirannya di tengah-tengah kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia. Misalnya saja bentuk-bentuk ekspresi kesenian etnis Indonesia, baik yang rakyat maupun istana, selalu berkaitan erat dengan perilaku ritual masyarakat pertanian. Dengan datangnya perubahan sosial yang hadir sebagai akibat proses industrialisasi dan sistem ekonomi pasar, dan globalisasi informasi, maka kesenian kita pun mulai bergeser ke arah kesenian yang berdimensi komersial. Kesenian-kesenian yang bersifat ritual mulai tersingkir dan kehilangan fungsinya. Sekalipun demikian, bukan berarti semua kesenian tradisional kita lenyap begitu saja. Ada berbagai kesenian yang masih menunjukkan eksistensinya, bahkan secara kreatif terus berkembang tanpa harus tertindas proses modernisasi. Pesatnya laju teknologi informasi atau teknologi komunikasi telah menjadi sarana difusi budaya yang ampuh, sekaligus juga alternatif pilihan hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat luas. Akibatnya masyarakat tidak tertarik lagi menikmati berbagai seni pertunjukan tradisional yang sebelumnya akrab dengan kehidupan mereka. Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik, menurut saya. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami “mati suri”. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Bisa jadi fenomena demikian tidak hanya dialami oleh kesenian Jawa tradisional, melainkan juga dalam berbagai ekspresi kesenian tradisional di berbagai tempat di Indonesia. Sekalipun demikian bukan berarti semua kesenian tradisional mati begitu saja dengan merebaknya globalisasi.
Di sisi lain, ada beberapa seni pertunjukan yang tetap eksis tetapi telah mengalami perubahan fungsi. Ada pula kesenian yang mampu beradaptasi dan mentransformasikan diri dengan teknologi komunikasi yang telah menyatu dengan kehidupan masyarakat, misalnya saja kesenian tradisional “Ketoprak” yang dipopulerkan ke layar kaca oleh kelompok Srimulat. Kenyataan di atas menunjukkan kesenian ketoprak sesungguhnya memiliki penggemar tersendiri, terutama ketoprak yang disajikan dalam bentuk siaran televisi, bukan ketoprak panggung. Dari segi bentuk pementasan atau penyajian, ketoprak termasuk kesenian tradisional yang telah terbukti mampu beradaptasi dengan perubahan zaman. Selain ketoprak masih ada kesenian lain yang tetap bertahan dan mampu beradaptasi dengan teknologi mutakhir yaitu wayang kulit. Beberapa dalang wayang kulit terkenal seperti Ki Manteb Sudarsono dan Ki Anom Suroto tetap diminati masyarakat, baik itu kaset rekaman pementasannya, maupun pertunjukan secara langsung. Keberanian stasiun televisi Indosiar yang sejak beberapa tahun lalu menayangkan wayang kulit setiap malam minggu cukup sebagai bukti akan besarnya minat masyarakat terhadap salah satu khasanah kebudayaan nasional kita. Bahkan Museum Nasional pun tetap mempertahankan eksistensi dari kesenian tradisonal seperti wayang kulit dengan mengadakan pagelaran wayang kulit tiap beberapa bulan sekali dan pagelaran musik gamelan tiap satu minggu atau satu bulan sekali yang diadakan di aula Kertarajasa, Museum Nasional.

Jadi kita sebagai rakyat Indonesia harus tetap melestariakn dan mengingat sejarah atau masalalu yang telah di buat atau telah dilukiskan oleh nenek moyang kita atau pendahulu kita karena tanpa mereka kita tidak akan bisa berdiri disini sekarang tanpa mereka dan jangan melupakan sejarah karena dilupakan iyu tidak enak :'( maaf curhat jadi sekian maaf bila ada salah-salah ketik atau tulisan saya yang kurang jelas karena kesempurnaan hanya milik Tuhan dan kerukarangan milik kita umatnya
 *dan bila ada kesalahan yang pembaca ketahiu bisa di klarifikasi di kolom komentar

Sumber:
Kurnia, anwar. 2003. Kronik sejarah untuk kelas 1 smp. Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar