Kamis, 06 Desember 2018
ANALISIS PENULISAN JURNAL
Nama : Gustomo Setyawan
NPM : 13316112
Kelas : 3TA02
JURNAL 1
Judul
Jurnal : Hubungan Nilai Cbr Laboratorium Dan Dcp Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada
Ruas Jalan Wori–Likupang Kabupaten Minahasa Utara
Penulis Jurnal : Prisila
I. L. Lengkong, Sartje Monintja, O.B.A. Sompie, J.E.R. Sumampouw
Link
Jurnal : https://media.neliti.com/media/publications/131957-ID-hubungan-nilai-cbr-laboratorium-dan-dcp.pdf
1.1. Penentuan
Judul
Judul
” Hubungan Nilai Cbr Laboratorium Dan
Dcp Pada Tanah Yang Dipadatkan Pada Ruas Jalan Wori–Likupang Kabupaten Minahasa
Utara” di pilih karena pentingnya ruas jalan wori-likupang kabupaten
minahasa utara guna meningkatkan aktivitas dan kelancaran pengangkutan hasil
produksi perikanan dan arus penumpang pengguna jasa transportasi laut dari dan
ke pelabuhan munte.
1.2. Abstrak
Berdasarkan
abstrak yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa abstrak tersebut menjelaskan
bahwa cara uji DCP merupakan cara yang efisien dan ekonomis untuk mengevaluasi
kekuatan tanah dasar, dan hasil analisa data dapat digunakan dalam perencanaan
konstruksi jalan.
1.3. Latar
Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah
dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa permasalahan kekuatan struktur suatu
perkerasan jalan sangat bergantung pada daya dukung tanah dalam kepadatan
maksimum. Bila perkerasan jalan tidak mempunyai kekuatan secukupnya maka jalan
tersebut akan mengalami kerusakan.
Ruas Jalan Wori-Likupang yang terletak
di Kabupaten Minahasa Utara yang berstatus Jalan Nasional, adalah merupakan
bagian dari Jaringan Jalan Manado-Likupang. Wilayah ini adalah merupakan
kawasan andalan sentra perikanan Provinsi Sulawesi Utara dan juga merupakan
pusat pengembangan wilayah yang sangat potensial dengan dibangunnya pelabuhan
di desa Munte (Km 61+350), yang nantinya akan berfungsi sebagai Pelabuhan
Penumpang Feri yang akan menggantikan Pelabuhan Samudera Bitung dan Pelabuhan
Feri Manado.
1.4. Metode
Pengumpulan Data
Penulis
pertama menjelaskan uji DCP dan hubungan nilai DCP dan CBR. Penulis memperoleh
data dari beberapa titik uji lapangan langsung pada ruas jalan wori-likupang.
1.5. Hasil
Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis yaitu
penulis mendapatkan hasil ::
1.
Hasil uji
karakteristik tanah dari lima sampel tanah yang diambil di ruas jalan
Wori-Likupang Kabupaten Minahasa Utara yang telah dilakukan, maka diperoleh
klasifikasi tanah berdasarkan sistem AASHTO yaitu termasuk dalam kelompok A – 2
– 7 atau Material Kerikil Berlanau atau Berlempung dan Pasir dengan penilaian
umum sebagai tanah dasar sangat baik sampai buruk.
2.
Dari Grafik
Hubungan CBR Lapangan dengan DCPI diperoleh nilai y = 416,88x-1.27
3.
Dari hasil
analisis data pada lima titik dengan lima sampel yang berbeda diperoleh hasil
yang memuaskan sekitar 80% karena dari hasil tersebut diperoleh empat data
hasil yang hampir sama yaitu pada STA 28+200, STA 28+300, STA 28+400 dan STA
29+000, sehingga hal ini membuktikan penggunaan alat DCP untuk penentuan CBR
tanah di lapangan berdasarkan dari penelitian ini dapat digunakan untuk suatu
data perencanaan konstruksi jalan tanpa harus melakukan
JURNAL 2
Judul Jurnal : Interaksi Rasio Tulangan Bambu dan Mutu
Beton terhadap Kuat Lentur Balok Beton Bertulang Bambu dengan Kait.
Penulis Jurnal : Abdillah Muttaqin, Sri
Murni Dewi, Christin Remayanti.
Link Jurnal : https://media.neliti.com/media/publications/111167-ID-interaksi-rasio-tulangan-dan-mutu-beton.pdf
2.1. Penentuan Judul
Judul "Interaksi Rasio Tulangan Bambu dan Mutu Beton terhadap Kuat
Lentur Balok Beton Bertulang Bambu dengan Kait" sangat amat menarik untuk
dibahas, karena beton merupakan bahan konstruksi yang tersusun dari beberapa
material lain. Struktur penyusun dari beton sendiri yaitu semen, agregat halus
dan kasar, serta air.
2.2. Abstrak
Berdasarkan abstrak yang telah dibaca, pembaca berkesimpulan bahwa abstrak
tersebut sesuai dengan permasalahan yaitu karena penggunaan beton bertulang
semakin meningkat di masyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kenaikan harga pada
material penyusun dari beton bertulang sendiri. Untuk mencegah hal tersebut
diperlukan inovasi untuk mengganti material tulangan baja pada beton bertulang.
salah satu inovasinya adalah dengan menggunakan bambu.
2.3. Latar Belakang
Berdasarkan latar belakang yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa
bambu bisa dugunakan sebagai pengganti material tulangan baja. Meskipun bambu
sendiri memiliki kekurangan dan perlu dikaji untuk mengatasi kekurangan tersebut.
Salah satu cara yang dicoba adalah penambahan kait untuk mengatasi kekurangan
dari bambu.
2.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah Metode tahap
penelitian. Pada penelitian ini dilakukan mulai dari persiapan dan pemeriksaan
material, pembuatan dan pengujian benda uji sehingga didapatkan data-data yang
diperlukan yaitu beban dan lendutan.
2.5. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang dilakukan penulis yaitu penulis mendapatkan hasil
dari pengujian kuat tekan. Pada pengujian kuat tekan dicari nilai kuat tekan
dari balok dengan enggunakan dua silinder untuk mewakili nilai kuat tekan dari
suatu balok.
JURNAL
3
Judul Jurnal :
Kajian Keruntuhan Industri pada Saat Proses Konstruksi
Penulis Jurnal :
Layalia Lathifah, Wisnumurti, M. Taufik Hidayat
3.1. Penentuan
Judul
Judul ”Kajian Kruntuhan
Industri pad saat Proses Konstruksi” dipilih karena sangat tepat untuk dibahas
karena saat ini banyaknya gedung yang runtuh saat prodes konstruksi sedang
berlangsung, yang mungkin akan sangat membantu banyak orang dalam penyelasaian
masalah
3.2. Abstrak
Pada bagian abstrak,
penulis sudah cukup detil menjelaskan mengenai latar belakang masalah penulisan
jurnal tersebut. Hanya saja penulis tidak mencantumkan tujuan dilakukannya
penelitian tersebut. Hal yang melatarbelakangi penulis melakukan penelitian
tersebut adalah keingintahuan penulis terhadap hal-hal yang mempengaruhi
keruntuhan bangunan pada saat konstruksi. Berdasarkan perhitungan yang
dilakukan oleh penulis, didapatkanlah hasil bahwa penyebab keruntuhan
bangunan adalah gaya angin yang ada pada saat konstruksi mengenai struktur yang
belum rampung sehingga struktur mengalami ketidakstabilan.
3.3. Latar
Belakang
Berdasarkan latar
belakang yang telah dibaca, pembaca menyimpulkan bahwa permasalahan yang
dijelaskan penulis sesuai dengan permasalahan yang melanda masyarakat Indonesia
yaitu mengenai bangunan yang gagal atau runtuh saat proses konstruksi.
Kegagalan konstruksi dapat terjadi dikarenakan banyak hal seperti banyaknya
pihak yang terlibat, proses konstruksi yang unik, serta kondisi alam
3.4. Metode
Pengumpulan Data
Tahap-tahap pengumpulan
data yang dilakukan penulis dalam kegiatan ini tidak disebutkan secara detail
akan tetapi penulis sudah mencantumkan peta konsep penumpulan data sehingga
tidak sulit unutk memahami metode pengumpulan data dari jurnal tersebut.
3.5. Hasil
Pengamatan
Penulis membuat dua
hipotesis yang memungkinkan menjadi penyebab runtuhnya bangunan saat proses
konstruksi. Hipotesis tersebut antara lain adalah beban berlebih yang
menyebabkan kekuatan struktur mencapai kondisi batas sehingga menimbulkan
fraktur/putus atau lendutan yang besar, atau ada beban aktual yang tidak
diperhitungkan dalam perencanaan.
Berdasarkan analisis
dan perhitungan ulang yang telah dilakukan ternyata tidak ada kesalahan
perhitungan dalam hal kuantitas bahan. Artinya, bahan yang digunakan di lapangan
sudah sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya. Hipotesis
kedua diterima, penyebab runtuhnya bangunan adalah karena ada beban aktual yang
tidak diperhitungkan atau terjadi salah perhitungan. Bangunan yang belum
rampung proses pembangunannya itu mendapatkan beban angin berlebih sehingga
struktur tidak dapat menahan beban angin dan terjadilah keruntuhan pada
struktur tersebut.
JURNAL
4
Judul
jurnal : Analisis Gaya Gempa Pada
Bangunan Rumah Tinggal Di Wilayah Gempa Tinggi
Penulis jurnal :
Alfian Wiranata Zebua
4.1. Penentuan
Judul
Judul ” Analisis Gaya
Gempa Pada Bangunan Rumah Tinggal Di Wilayah Gempa Tinggi” sangat tepat dipilih
karena untuk menganalisis bangunan rumah tinggal yang berada pada wilayah
dengan intesitas gempa besar agar bangunan di wilayah tersebut mampu menahan
gempa yang ada.
4.2. Abstrak
Pada jurnal ini
penulisan pada Abstrak tidak cukup lengkap pad abstrak tersebut hanya berisi
hasil pengamatan yang telah dilakukan.
4.3. Pendahuluan
Berdasarkan
pendahuluaan pada jurnal, Dapat disimpulkan bahwa gempa di Kota Gunungsitoli
Kepulauan Nias sangat besar, maka sangat perlu diketahui besaran beban gempa
yang dialami oleh strukturbangunan. Gaya-gaya akibat beban gempa tersebut
digunakan sebagai dasar untuk desain bangunan baik rumah tinggal maupun untuk
peruntukan lain. Ketersediaan perangkat lunak ETABS untuk melakukan analisis
beban gempa digunakan untuk memperoleh besaran gaya pada stuktur bangunan.
4.4. Metode
Penelitian
Tahap-tahap penelitian
yang dilakukan sudah disebutkan secara detail dan disertakan gambar peta konsep
dari metode penelitian yang akan sangat membantu pembaca untuk memahami apa
yang dilakukan penulis dalam proses pengumpulan data.
4.5. Hasil
Pengamatan
Dari hasil pengamatan
di peroleh Distribusi beban gempa statik diperoleh sesuai dengan SNI 1726:2012.
Pengaruh beban gempa dinamik juga diperhitungkan. Hasil analisis struktur
diperoleh antara lain besaran gaya geser statik 1.082,64 KN dan gaya geser
dinamik, Fx = 1.057 KN dan Fy = 983,5 KN. Besaran gaya elemen kolom dan balok
juga diperoleh. Reaksi tumpuan serta perpindahan titik buhul dapat diketahui
dari hasil analisis yang dilakukan. Pada mode 5, partisipasi massa model yang
dianalisis sudah mencapai >90%. Simpangan antar lantai yang terjadi pada
model struktur tidak melebihi simpangan yang diijinkan.
JURNAL
5
Judul
jurnal : Pengaruh Rendaman Air Laut
Terhadap Kapasitas Lentur Balok Dengan Perkuatan Gfrp Akibat Beban Fatik
Penulis jurnal :
William
Link Jurnal :
https://core.ac.uk/download/pdf/77621575.pdf
5.1. Penentuan
Judul
Dalam jurnal yang di
bahas ini penulis memberikan judul, “Pengaruh Rendaman Air Laut Terhadap
Kapasitas Lentur Balok Dengan Perkuatan Gfrp Akibat Beban Fatik”. Penulis
menentukan judul ini karena Perkuatan struktur dengan GFRP merupakan salah satu
inovasi yang berkembang pada dunia konstruksi saat ini. Penggunaan material ini
cukup luas terutama pada struktur yang telah mengalami penurunan kapasitas
akibat umur,pengaruh lingkungan, ataupun pembebanan secara terus-menerus.
5.2. Abstrak
Berdasarkan absrak yang
telah saya baca dapat disimpulkan bahwa, Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis perilaku lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat pengaruh
rendaman air laut. Pengujian dilakukan dengan pembebanan fatik dimana benda uji
dibebani secara terus-menerus hingga mengalami kegagalan. Benda uji berupa
balok beton bertulang dengan ukuran 15 cm x 20 cm x 330 cm sebanyak 4 buah.
Masing-masing benda uji diberi perlakuan yang berbeda-beda,1 balok tanpa
perkuatan GFRP,1 balok dengan perkuatan GFRP tanpa perendaman,1 balok dengan
perkuatan GFRP dengan waktu rendaman 1 bulan dan 1 balok dengan perkuatan GFRP
dengan waktu rendaman 6 bulan.Hasil pengujian menunjukkan bahwa persentase
selisih momen kapasitas yang terjadi pada balok dengan rendaman 1 bulan dan 6
bulan sebesar 11.53%.
5.3. Latar
Belakang
Berdasarkan latar
belakang yang telah saya baca, dapat disimpulkan bahwa Dewasa ini dunia
konstruksi mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu inovasi yang
berkembang adalah perkuatan sturktur. Perkuatan struktur merupakan hal mendasar
yang diperlukan bagi struktur yang mulai menunjukkan penurunan kapasitas
ataupun mengalami kerusakan akibat umur, pengaruh lingkungan, perubahan
pembebanan,kelemahan dalam perawatan, kejadian alam seperti gempa bumi dan
berbagai pengaruh lainnya.
5.4. Metode
Pengumpulan Data
Tahap tahap yang
digunakan penulis dalam mengumpulkan data yaitu dengan cara studi pengaruh
rendaman air laut terhadap kapasits lentur balok dengan perkuatan GFRP akibat beban
fatik.
5.5. Hasil
Pengamatan
Pemberian beban fatik
pada balok beton bertulang menyebapkan terjadinya penurunan kapasitas
lentur,hal ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai regangan beton,regangan
baja,regangan GFRP dan lendutan seiring dengan penambahan jumlah siklus
pembebanan. Rendaman air laut menyebabkan terjadinya penurunan kapasitas lentur
balok,hal ini dapat dilihat dari menurunnya momen kapasitas yang terjadi pada
balok dengan waktu rendaman yang lebih lama. Untuk balok dengan rendaman 1
bulan Mu sebesar 28.7952 kNm ,sedangkan balok dengan rendaman 6 bulan Mu
sebesar 25.4724 kNm.Terjadi penurunan momen kapasitas sebesar 3.3228 kNm atau
11.53%. Perkuatan balok dengan GFRP menunjukkan peningkatan kapasitas
balok,terbukti dengan kemampuan balok menerima pembebanan berulang hingga
siklus yang lebih besar.Balok dengan perkuatan GFRP memiliki kemampuan menerima
pembebanan fatik hingga siklus 1.200.0000,sedangkan balok tanpa perkuatan GFRP
hanya dapat bertahan hingga siklus 600.000
Kamis, 08 November 2018
Jumat, 02 November 2018
PENULISAN dan PRESENTASI
TEKNIK PENULISAN YANG BAIK DAN
BENAR
Menulis adalah salah satu
sarana dalam menyampaikan ide, pendapat, gagasan atau saran dalam bentuk
rangkaian kata dan kalimat. Menulis adalah proses produksi untuk menghasilkan
sebuah karya yang bersumber dari pikiran. Tentu tidak bisa sembarangan
menulis jika kita menginginkan hasil tulisan yang berkualitas, diperlukan
sebuah teknik dalam menuangkan huruf, kata-kata dan kalimat menjadi sebuah
karya tulis.
Pada
umumnya, karya ilmiah ditulis dengan menggunakan jenis dan ukuran kertas
tertentu. Adapun jenis dan ukuran kertas yang umum digunakan dalam penulisan
karya ilmiah adalah kertas HVS berukuran A4 80 gram. Pengetikan karya ilmiah
hanya pada satu sisi kertas atau tidak diketik bolak balik. Sementara itu,
jenis dan ukuran huruf yang digunakan dalam karya ilmiah adalah jenis huruf
Times New Roman dengan ukuran 12.
Dalam
menulis karya ilmiah terdapat beberapa teknik penulisan yang perlu dipahami dan
diterapkan yaitu :
Spasi atau Jarak Baris Penulisan
Dalam
menulis karya ilmiah, terdapat beberapa ketentuan mengenai spasi atau jarak
baris penulisan, diantaranya adalah :
·
Spasi atau jarak baris penulisan karya ilmiah adalah 2
spasi. Beberapa perguruan tinggi menentukan jarak baris penulisan atau spasi
adalah 1,5 spasi.
·
Spasi atau jarak baris penulisan untuk kutipan
langsung, judul gambar, judul tabel, daftar pustaka adalah berjarak 1 spasi ke
bawah.
·
Spasi atau jarak baris penulisan untuk daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran, serta daftar istilah adalah
berjarak 1 spasi dengan jeda satu baris untuk setiap bagiannya.
Ukuran Margin atau
Batas Tepi
Ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah
secara umum menggunakan formasi 4-4-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri
danmargin atas, serta 3 cm untuk margin kanan
dan margin bawah. Beberapa perguruan tinggi menerapkan
ketentuan ukuran margin atau batas tepi pengetikan karya ilmiah dengan formasi
4-3-3-3 atau 4 cm untuk margin kiri serta 3 cm untuk margin atas, marginkanan,
dan margin bawah.
Penomoran Halaman
Hal-hal lain
yang perlu diperhatikan dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan ketentuan
penomoran halaman dan tata letaknya.
·
Angka Romawi kecil (i, ii, iii, dst) digunakan untuk
penomoran halaman pada bagian awal karya ilmiah seperti halaman judul hingga
abstaksi.
·
Angka Arab (1, 2, 3, dst) digunakan untuk penomoran
halaman setiap halaman. Pada halaman yang memuat judul bab, penomoran halaman
ditulis pada bagian kanan bawah. Sedangkan, pada setiap halaman di setiap bab,
penomoran halaman ditulis pada bagian kanan atas.
·
Penomoran halaman berjarak 3 cm dari tepi kanan dan
1,5 cm dari tepi atas atau tepi bawah.
Bahasa dan Penggunaan Istilah
Bahasa yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah bahasa Indonesia
yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia mengacu pada Permendikbud No. 50
Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Pedoman ini mencakup
pedoman dalam pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca, dan
penulisan unsur serapan.
Sementara itu, Istilah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah adalah
istilah dalam bahasa Indonesia atau istilah serapan bahasa asing yang sesuai
dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jika istilah asing yang digunakan dalam
penulisan karya tulis tidak memiliki padanan kata yang sesuai dengan Kamus
Besar Bahasa Indonesia, maka istilah asing tersebut harus ditulis dengan
menggunakan huruf miring atau italic dan dijelaskan makna
dari istilah yang dimaksud.
Bentuk Kalimat
Kalimat dalam penulisan karya ilmiah hendaknya disajikan dalam bentuk
pasif dalam artian kalimat dalam karya ilmiah tidak boleh disajikan dalam
perspektif orang pertama seperti saya, aku, dan lain-lain. Pada bagian ucapan
terima kasih atau kata pengantar atau prakata, kata saya diganti
dengan kata penulis.
Penulisan Kata Pengantar
Setiap karya
ilmiah selalu didahului dengan Kata Pengantar atau Prakata atau Ucapan Terima
Kasih. Dalam penulisan karya ilmiah,
·
Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan spasi 1,5.
·
Judul Kata Pengantar ditulis dengan menggunakan huruf
besar atau huruf kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
·
Adapun jarak antara judul dan isi Kata Pengantar
adalah 2×2 spasi.
·
Ucapan terima kasih ditulis secara berurutan dimulai
dengan pihak luar, keluarga, atau teman.
Penulisan Abstrak
Abstrak
dalam penulisan karya ilmiah sangat penting karena merupakan intisari dari
karya ilmiah yang dibuat. Beberapa ketentuan terkait dengan penulisan Abstrak
adalah sebagai berikut :
·
Judul Abstrak ditulis dengan menggunakan huruf besar
atau kapital, ditebalkan, dan ditempatkan di tengah.
·
Isi Abstrak pada umumnya ditulis dengan spasi tunggal
dengan jumlah kata minimal 75 kata dan maksimal 100 kata dan ditulis dalam satu
paragraf.
·
Abstrak ditulis dalam dua bahasa yaitu bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris dengan ketentuan penulisan yang sama.
·
Jika memungkinkan, penulisan abstrak bahasa Indonesia
maupun bahasa Inggris diletakkan dalam satu halaman.
·
Pada bagian bawah abstrak ditulis beberapa kata kunci
yang penulisannya disesuaikan dengan bahasa yang digunakan. Dalam artian, pada
Abstrak dalam bahasa Indonesia maka kata kunci ditulis dalam bahasa Indonesia.
Begitu pula dengan Abstrak dalam bahasa Inggris maka kata kunci ditulis dalam
bahasa Inggris.
·
Istilah asing yang digunakan dalam Abstrak harus
ditulis dengan huruf miring atau dicetak miring.
Penulisan Daftar Isi
Daftar isi ditulis dengan spasi tunggal. Untuk penulisan judul
setiap bab ditebalkan atau di-bold dan menggunakan hurif besar
atau huruf kapital. Adapun jarak antara judul Daftar Isi dengan isi adalah 3
spasi.
Penulisan Daftar Gambar, Daftar
Tabel, dan Daftar Lampiran
Sebagaimana Daftar Isi, penulisan Daftar Gambar, Daftar Tabel, dan Daftar
Lampiran ditulis dengan spasi tunggal. Adapun judul Daftar Gambar ditulis
dengan menggunakan huruf besar atau huruf kapital dan ditebalkan.
Penulisan Judul Bab, Judul Subbab,
dan Judul Anak Subbab
Suatu karya
ilmiah umumnya terdiri dari beberapa bab, subbab, dan anak subbab. Berikut
beberapa ketentuan dalam penulisan judul bab, judul subbab, dan judul anak
subbab.
·
Judul bab ditulis dengan menggunakan huruf kapital
atau huruf besar, diletakkan di tengah-tengah kertas, dan ditebalkan atau di-bold.
Adapun jarak penulisan judul bab disesuaikan dengan formasi ukuran margin atau
batas tepi penulisan yang dianut yakni 4 cm atau 3 cm dari tepi atas kertas
tanpa tanda titik.
·
Judul subbab ditulis dengan menggunakan huruf kapital
atau huruf besar kecuali kata penghubung dan kata depan, ditebalkan atau di-bold,
dimulai dari tepi kiri dan tanpa tanda titik.
·
Judul anak subbab ditulis dengan menggunakan gaya
kalimat yakni pada awal kata pertama menggunakan huruf kapital atau huruf besar
dan awal kata kedua dan seterusnya menggunakan huruf kecil dan diikuti dengan
tanda titik (.) dan ditebalkan atau di-bold. Penulisan judul anak
kalimat dimulai 1 tab atau 5 ketikan dari kiri.
Penulisan Paragraf
Dalam penulisan karya ilmiah, paragraf baru yang letaknya tepat dibawah
judul bab, judul subbab, atau judul anak subbab ditulis rata kiri. Sedangkan
paragraf baru berikutnya ditulis menjorok ke dalam berjarak 1 tab atau 5
ketikan dari batas tepi kiri. Jika menggunakan aplikasi, paragraf dapat diatur
secara otomatis.
Penulisan Naskah atau Teks
Penulisan posisi naskah atau teks karya ilmiah diatur dengan ketentuan
rata kiri kanan. Dalam artian, pengetikan naskah atau teks karya ilmiah dimulai
dari sisi kiri hingga sisi kanan. Pengecualian ketika memulai paragraf baru,
memasukkan gambar, memasukkan tabel, memasukkan persamaan, atau hal-hal
khusus lainnya. Jika menggunakan aplikasi, penulisan naskah atau teks karya
ilmiah dapat diatur dengan memilih posisi rata kiri kanan atau justified.
Penulisan Permulaan Kalimat
Dalam penulisan karya ilmiah, permulaan kalimat ditulis dengan menggunakan
huruf besar atau huruf kapital pada awal kata dan diakhiri dengan tanda titik
(.). Jika permulaan kalimat mengandung bilangan, angka, atau rumus lainnya maka
bilangan tersebut harus ditulis dengan menggunakan huruf. Misalnya, “Lima buah
buku …”.
Penulisan Bilangan
Ketentuan
lain dalam penulisan karya ilmiah adalah terkait dengan penulisan bilangan.
Ketentuan tersebut adalah :
·
Bilangan dalam karya ilmiah ditulis dengan angka
kecuali jika bilangan tersebut terdapat pada awal kalimat maka bilangan ditulis
dengan huruf.
·
Penulisan bilangan desimal merujuk pada ketentuan
bahasa Indonesia yakni ditulis dengan koma (,) dan bukan dengan titik (.).
·
Sementara itu, penulisan satuan dinyatakan dengan
singkatan resmi tanpa disertai dengan tanda titik (.) di belakangnya.
Penulisan Nama Gambar dan Nama
Tabel
Penggunaan gambar (grafik, bagan, dan lain-lain) dan tabel dalam penulisan
karya ilmiah bertujuan untuk menampilkan data atau informasi tertentu. Setiap
gambar dan tabel yang disajikan dalam karya ilmiah harus diberi nomor dan
judul. Sistem penomoran gambar sama dengan sistem penomoran tabel yakni dengan
menggunakan angka Arab. Judul gambar dan judul tabel ditulis tanpa menggunakan
tanda baca titik (.) dan tidak ditebalkan.
Umumnya judul gambar dan judul tabel ditulis ditengah sebagaimana gambar
dan tabel. Perbedaannya adalah judul gambar ditempatkan di bawah gambar
sedangkan judul tabel ditempatkan di atas tabel.
Penulisan Kutipan dan Sumber Kutipan
Penulisan
kutipan dan sumber kutipan menjadi salah satu aspek terpenting dalam penulisan
karya ilmiah. Terdapat beberapa ketentuan dalam menulis kutipan dan sumber
kutipan, yaitu :
·
Kutipan langsung atau kutipan yang berasal dari
penulisnya yang berjumlah kurang dari 40 kata ditulis dengan menggunakan dua
tanda petik.
·
Kutipan langsung yang diambil dari kutipan maka
penulisannya menggunakan satu tanda petik.
·
Kutipan langsung yang diambil dari bahasa asing maka
harus ditulis dengan menggunakan huruf miring atau italic.
·
Kutipan langsung yang mengandung jumlah kata 40 kata
atau lebih maka kutipan tersebut harus ditulis tanpa menggunakan tanda petik
dan diketik dengan jarak 1 spasi. Adapun proporsi kutipan langsung dalam satu
halaman adalah maksimal ¼ halaman.
·
Apabila dalam kutipan langsung ada bagian yang
dihilangkan, maka penulisan bagian yang dihilangkan tersebut diganti dengan
menggunakan tiga buah titik.
·
Apabila sumber kutipan merujuk sumber lain, maka yang
ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan oleh pengutip dengan menyebut nama
yang mengemukakan pendapat tersebut.
·
Jika sumber kutipan ditulis mendahului kutipan
langsung, maka penulisannya adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan
dan nomor halaman yang dikutip. Tahun dan nomor halaman ditulis dalam tanda
kurung.
·
Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan langsung
maka penulisan nama, tahun penerbitan, dan nomor halaman diletakkan di dalam
kurung.
·
Jika kutipan berasal dua orang penulis, maka kedua
nama penulis harus disebutkan.
·
Jika kutipan berasal lebih dari dua orang maka nama
belakang atau nama keluarga dari semua penulis harus ditulis dengan lengkap.
Untuk penyebutan kedua dan seterusnya yang ditulis hanyalah nama keluarga
penulis pertama dan diikuti oleh dkk disertai titik (.).
·
Jika kutipan berasal dari penulis yang berbeda dan
sumber berbeda, maka penulisannya adalah diurutkan berdasarkan alphabet dan
bukan berdasarkan tahun terbit.
·
Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan
karya yang berbeda, maka cara penulisannya dengan menambahkan huruf a, b, c,
dan seterusnya pada tahun penerbitan.
·
Jika kutipan berasal dari penulis yang sama dengan
sumber yang berbeda maka penulisannya adalah tahun penerbitan ditulis satu kali
dan menambahkan huruf a, b, c.
·
Jika kutipan berasal dari tulisan tanpa diketahui nama
penulisnya, maka penulisannya adalah (Tanpa nama, 2017, hlm. 10).
·
Jika kutipan berasal dari penulis tanpa diketahui
tahun penerbitan maka penulisannya adalah (Littlejohn, Tanpa Tahun, hlm. 8).
·
Jika yang dikutip adalah pokok pikiran penulis, maka
penulisannya tidak menggunakan tanda petik dan cukup dengan menyebutkan
sumbernya.
Penulisan Daftar Pustaka
Penulisan
daftar pustaka juga merupakan hal terpenting dari penulisan karya ilmiah dan
dilakukan untuk menghindari dan meminimalisir plagiarisme. Daftar pustaka pada
dasarnya mengandung tiga unsur penting yaitu penulis, judul, dan fakta-fakta
penerbitan yang meliputi tempat atau kota pustaka tersebut diterbitkan, nama
penerbit, dan tahun penerbitan. Terdapat beberapa sistem penulisan daftar
pustaka, namun yang umum digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia adalah
APA style atau American Psychological
Association.
Adapun
beberapa ketentuan umum penulisan daftar pustaka adalah sebagai berikut :
·
Sumber kutipan yang terdapat dalam naskah atau teks
karya ilmiah harus ditulis secara lengkap dalam daftar pustaka dan begitu pun
sebaliknya.
·
Nama penulis yang ditulis terlebih dahulu dalam daftar
pustaka adalah nama belakang atau nama keluarga. Pengecualian pada penulisan
nama Cina, Jepang, atau Korea karena nama belakang atau nama keluarga berada di
awal.
·
Dalam penulisan daftar pustaka, gelar akademik atau
gelar keagamaan atau gelar kebangsawanan penulis tidak perlu ditulis.
·
Jika nama penulis tidak diketahui, maka judul karya
dari penulis yang tidak bernama tersebut dituliskan sebagai tema utama.
·
Huruf kapital digunakan untuk menulis huruf pertama
dari judul karya atau judul tambahan.
·
Daftar pustaka ditulis secara berurutan berdasarkan
abjad nama belakang atau nama keluarga penulis dengan jarak 1,5 spasi.
·
Dalam penulisan daftar pustaka, baris kedua setiap
sumber pustaka ditulis dengan jarak 5 ketikan dari batas tepi kiri baris
pertama dengan jarak antar baris 1,5 spasi.
aminoapps.com. my-misery-of-writing
pakarkomunikasi.com.
teknik-penulisan-karya-ilmiah
Langganan:
Postingan (Atom)